Tampilkan di aplikasi

Puasa & autophagy

Majalah Mens Obsession - Edisi 207
29 April 2021

Majalah Mens Obsession - Edisi 207

Puasa

Mens Obsession
Seorang peraih nobel menemukan bahwa puasa berkaitan dengan autophagy. Istilah yang berasal dari bahasa Yunani ini berarti self-eat atau ‘memakan diri sendiri’. Proses ini dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk menghancurkan komponen sel yang sudah tua atau rusak. alam ajaran Islam, berpuasa merupakan salah satu ibadah menahan rasa haus, lapar, dan hawa nafsu sejak waktu subuh hingga magrib. Ibadah berpuasa dipercaya tak hanya membawa kebaikan terhadap aspek rohani tetapi juga jasmani. Rupanya tak sekadar anggapan, peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi, membuktikan secara ilmiah bahwa puasa dapat membawa dampak baik bagi kesehatan. Peraih Nobel ini menemukan bahwa puasa berkaitan erat dengan proses autophagy.

Profesor Yoshinori, peneliti di bidang ilmu fisiologi atau kedokteran yang menerima penghargaan Nobel pada bulan November 2016, menemukan bahwa puasa berhubungandengan autophagy. Istilah autophagy berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘auto’ yang berarti diri dan ‘phagein’ yang dapat diterjemahkan sebagai “makan”. Keseluruhannya berarti self-eat atau ‘memakan diri sendiri’. Secara ilmiah, autophagy dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan atau menghancurkan komponen tertentu di dalam sel itu sendiri.

Melalui penelitiannya, Ohsumi menemukan bahwa autophagy memegang peran besar dalam tubuh. Mekanisme ini bertugas mengontrol fungsi-fungsi fisiologis ketika komponen sel perlu didegradasi dan diolah kembali. Tubuh memiliki triliunan sel, yang seiring waktu molekul yang tidak diperlukan tubuh akan menumpuk. Dengan proses autophagy, sel dapat mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, atau terserang penyakit dan terinfeksi.
Majalah Mens Obsession di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI