Lembar Lauh Mahfuzh mengaburkan tulisan takdir membenam raga-jiwaku Lewat tiupan angin yang keluar dari goa bibir Malaikat yang bertamu Untuk aku mulai derak nafasku menyiram bunga kehadiranku Ditanam keluarga berhias jutaan mahkota berwarna kelabu Di sini sepetak tempat bermain hidupku bersama alur kupu-kupu Yang pernah hinggap lalu menghisap pahitnya madu kepedihanku Namun kini kian lenyap gejolak samsara lamun tak tertuju.

Disudut pagi yang berkabut,
Suram membelalakkan mata telanjangmu …
Samudera tengah menantimu berlayar,
Meski kabut enggan beringsut …
Dayungan berat demi jengkal perjalanan,
Kau arungi dengan asa yang melambung
eruji hidup seakan ingin mengapitmu dalam ketidakpastian
Engkau..
Tinggalkan pertiwi dibelakang,
Dengan segudang impian yang menggantung
Berburu dirham dalam penatnya siang yang menyulutmu dengan kobaran marahnya
Kau rengkuh..
Kau punguti hujan dengan sepenuh jari menggenggam

Cover
Daftar Isi
Segenggam Dirham Darimu
Surga Di Pelupuk Sebangsa Darah
Melangkah Untuk Kembali
Gadis Kecil
Ayah
Sajak Masa Kecilku
Kidung Jiwa
Surat Untuk Bunda
Mimpi Asa Rindu
My Family Is My Life
Keluarga Senja
My Nevertheless Neverthelast
Sangkar Pertama Menangis, Merenung, Tertawa dan Bahagia
“Azalea”
Hidup Kita
Istana Keluarga
Cerita Keluarga
Sosok Pilar Dalam Tongkat
Anakku Riana
Syair Untuk Adikku
Bahtera Keluargaku
Malam Kerinduanku Ayah
Ayahku Purnamaku
Antara Kita
Bebek Dan Secangkir Sirup
Malaikat Tanpa Jasa
Episode Keluarga Badut
Setangkai Rindu
Perempuan yang Teramat Kucinta
Jeritan Hati untuk Sang Ibu
Ksatria Tak Berkuda
Rumah Langit
Awak Kapal Kehidupan
Kupu Liar
Roh Kehidupan
Sajakku untuk Ayah
Kamu - Kamuku
Panorama Nikmat-Nya
Gadis Berambut Pirang
Ketika Rindu Menjemput
Tiada Tara
Rindu yang Tak Bertanya
Istana Impian Hati
Toga Untuk Ayah
Mengisahkan Rindu
Selamanya
Cinta dan Hati
Ku Putuskan Dia Demi Keluargaku
Merenungimu, Ma
Istana Surgaku
Asa Di Ujung Tombak
Pucuk Sialang Senja
HIngga Kepulanganku Tiba
About Us