Membuat sebuah Lancer GLXi Cedia berperforma kompetitif untuk drag race sudah jadi mimpinya Keefe Andigi sejak lama. Dimulai dari sekadar main naturally aspirated untuk lintasan 201 meter di Bandung, pakai oksidasi nitrogen, sampai akhirnya pria 26 tahun ini mutusin sekalian obrak-abrik Lancer-nya ini dengan sederet operasi transplantasi dan donor komponen punya Lancer Evolution. Keefe sudah kenyang trial error untuk dapat performa mumpuni di ajang 402 meter. “Awalnya cuma kesel dikalahin sama Lancer turbo. Pas balik ke Bandung, langsung pasang mesin 4G63T plus girboks dan gerak empat rodanya,” pehobi paintball dan gokart ini. Untungnya doi dapat paket halfcut Mitsubishi Lancer Evo V.
Selain ganti mesin 4G63T, Keefe sekalian substitusi kruk as 4G64 punya Mitsubishi Chariot. Kapasitas mesin sontak naik jadi 2.351cc. Tujuannya sebagai antisipasi pas pakai turbo besar yang laggy. Jadi, torsi mesin di putaran bawah bisa bantu biar mobil jadi lebih responsif. Tapi katanya kruk as milik Chariot ini bukan tanpa kelemahan. Ketika dipakai ke mesin 4G63 kruk as ini sering jebol sekaligus metal duduk dan jalannya. Istilah yang terkenal adalah crank worn bearings symptoms. Untungnya, “Pas dyno jebolnya, dan belon sempet turun drag,” sahut Keefe tersenyum kecut.
erpaksa, Keefe mulai lagi nentuin mesin yang tepat untuk Lancer Cedia-nya. Nah, Luckas dari Engine+ ngasih tawaran yang susah ditolak Keefe. Yaitu mesin 4G63T berikut stroker kit Brian Crower. Speknya menurut Keeefe andal buat digeber 402 meter. Selain itu, diperkuat piston JE plus dan setang piston dari CP. Kebetulan kruk as-nya sudah Brian Crower. Kepala silinder pun dapat jatah improvement untuk lancarin fl ow masuknya bahan bakar dan udara lebih deras. Caranya adalah dengan aplikasi kem GSC Power Division, dengan derajat bukaan 2740 pada intake dan exhaust, plus bukaan lift mencapai 12mm.
