Tampilkan di aplikasi

Stephen Hawking, ke alam baka tanpa percaya akhirat

Majalah Mulia - Edisi 5/2018
8 Mei 2018

Majalah Mulia - Edisi 5/2018

Stephen Hawking pernah berkata, “Orang tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada, tetapi sains menjadikan Tuhan tak diperlukan'

Mulia
Hari Sabtu 31 Maret 2018 pukul 14:00, gereja di Universitas Cambridge, Great St. Mary, menggelar prosesi pemakaman Stephen Hawking. Saintis itu meninggal di rumahnya di Cambridge, Inggris, pada 14 Maret dalam usia 76 tahun. Abu mayat Prof Hawking, demikian dia kerap disapa, akan dikubur di sebelah makam fisikawan Isaac Newton –tak jauh dari makam Charles Darwin– di Westminster Abbey pada bulan Juni.

Pakar kosmologi itu, yang menderita penyakit motor neuron disease sejak usia 21 tahun sehingga membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya dapat berbicara dengan bantuan komputer, merupakan penulis banyak buku sains yang laris di pasaran. Buku“A Brief History of Time” dikabarkan laku 9 juta eksemplar, meskipun demikian Hawking menyebutnya sebagai “buku laris yang tidak pernah dibaca orang [sampai tuntas].”

Di hari kematiannya, laman “Catholic Online” di Facebook menampilkan foto Hawking bertemu Paus Fransiskus di Vatikan. Gambar itu disertai tulisan: “Sebelum dia wafat, Stiph Hawkins yang tidak percaya adanya Tuhan meminta berkunjung ke Vatikan. ‘Sekarang saya percaya’ adalah satu-satunya pernyataan yang dia buat setelah Bapa Suci memberkatinya.”

Namun, klaim Catholic Online itu dibantah oleh banyak pihak, bahkan disebut hoax. Kenapa? Hawking selama hidupnya dikenal bersikukuh menunjukkan dirinya seorang ateis. Dia memang kerap menulis dan bicara tentang penciptaan alam semesta dan menyinggung soal Tuhan. Namun, dia membedakan secara tegas istilah Tuhan sebagai metafora dan keyakinan terhadap mahapencipta yang tangannya bekerja mengatur alam kosmos.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI