Cinta yang indah
Bagi remaja, memiliki pasangan sesuai yang didambakan tentu menjadi pendorong imajinasi dan akal dalam kehidupan. Meski sebenarnya dalam Islam, cinta barulah akan hidup dan memberikan buat positif bila telah dibingkai dalam mahligai pernikahan.
Cinta banyak diulas bangan didendangkan dalam beragam nyanyian, namun tidak sedikit manusia masih keliru dalam memandang cinta yang sejati, cinta yang benarbenar indah. Dr. Aidh Al-Qarni menggoreskan sebuah kalimat indah dalam karyanya yang sangat populer, La Tahzan (jangan bersedih).
Jadilah orangorang yang termasuk kekasih Allah agar engkau merasakan kebahagiaan sejati. Sebab orang itu dikatakan berbahagia ketika ia mencurahkan seluruh orientasi hidupnya untuk sesuatu yang ia cintai. Tiada sesuatu yang paling membahagiakan seorang hamba kecuali ibadah yang ia persembahkan semata-mata hanya kepada.
Rasulullah bersabda, “Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” Muttafaqun ‘alaih).
Dengan demikian, bagi seorang Muslim, mau remaja atau dewasa, cinta harus dilandasi iman, dimanivestasikan untuk meneguhkan iman, dan diperjuangkan pun demi menguatkan iman. Dengan kata lain, cinta yang benar pasti membawa keberkahan dan keindahan. Jika ada orang yang karena cinta hidup dalam penderitaan dan kerugian, sudah barang tentu cintanya keliru, tidak dilandaskan pada iman dan juga tidak dioreientasikan untuk memelihara dan mengokohkan keimanan. Padahal, cinta yang indah hanya bisa dicapai bila seseorang komitmen terhadap iman dalam dadanya.