Tampilkan di aplikasi

Semut dan manisnya kebersamaan

Majalah Mulia - Edisi 02/2020
6 Februari 2020

Majalah Mulia - Edisi 02/2020

Semut

Mulia
“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, demikian pepatah kuno mengatakan. Betapapun berat pekerjaan jika dikerjakan bersamasama dan berjamaah, hasilnya akan ringan jua.

Tengoklah semut. Tak jarang mereka mampu mengangkut makanan nan jauh lebih besar dari ukuran tubuh. Tulang ikan, misalnya. Bisa diseret.

Padahal besarnya puluhan kali lipat dari bentuk tubuh mereka. Tapi bisa terangkut juga. Kuncinya, bukan terletak pada kekuatan fisik yang dimiliki oleh tiap ekor semut. Kalau itu yang diandalkan, sangatlah lemah.

Tidak akan kuasa. Tapi bersumber kepada kebersamaan yang terbangun kuat. Maka didapati, ketika semut tengah menemukan mangsa, khususnya yang berukuran besar.

Bisa dipastikan tidak akan menikmati sendiri. Akan dipanggil kawan-kawannya. Bahkan akan digotong makanan itu ke markas utama mereka. Itulah kedahsyatan semut.

Dengan kebersamaan mereka telah meringankan beban yang berat. Kebersamaan membuat mereka memiliki kepedulian. Tidak egois. Hendak menopoli. Yang ada adalah saling merasakan.

Saling menikmati. Hingga akhirnya saling membahagiakan satu sama lain, karena bisa bersantap bersama. Hakekat Dunia Dunia adalah tempat ujian. Artinya; hendak menghindari persoalan itu keniscayaan. Macammacam jenisnya.

Ada yang sifatnya pribadi. Ada pula yang bersifat umum. Karena berkenaan dengan kemaslahatan umat. Yang skop pribadi. Kadang seseorang bermasalah dengan keluarga, kerabat, teman kerja, tetangga, dan seterusnya.

Semua ini tidak bisa terhindarkan, seiring interaksi yang dibangun oleh manusia antar sesama sebagai makhluk sosial. Seperti kata qaul hikmah; “Mengharap ridho seluruh manusia, adalah angan yang tidak akan pernah tercapai.”
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI