Tampilkan di aplikasi

Yusuf Sunarko, menjadi lentera di Halmahera Utara

Majalah Mulia - Edisi 02/2020
6 Februari 2020

Majalah Mulia - Edisi 02/2020

Keluarga Yusuf Sunarko

Mulia
Jauh dari bayangan Yusuf Sunarko. Bahwa, ia akan diterjunkan bebas seorang diri, merintis dakwah di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Daerah yang sangat asing baginya, baik itu secara struktur sosiologis, maupun geografisnya. Karena ia sendiri berasal dari Malang, Jawa Timur. Dan belum pernah merantau di pulau seberang.

Tak ayal. Mulanya ia sempat dilanda kebingungan untuk memulai langkah dakwah. Maklum. Jangankan lahan untuk membangun pesantren. Sekedar tempat tinggalpun, ia mengontrak di salah satu rumah milik warga.

Di tengah kekalutan memikirkan strategi gerakan. Ia pun terlilit persoalan pribadi. Tidak ada pemasukan. Jadilah ustadz Yusuf, panggilan akrabnya, mengonsumsi apa saja yang tersedia di rumah kontrakan. Yang penting perut terganjal.

“Sering juga tidak makan,” kisahnya. Meski demikian kondisi yang dialami. Laki-laki ramah ini tidak ingin mengalah dengan keadaan.

Ia tetap berupaya berjuang, menjalankan amanah dakwah yang telah dipikulkan di pundaknya, sejak dibacakannya Surat Keputusan (SK) Penugasan, dari STAI Luqman al-Hakim, Surabaya, tahun 2010 silam Maka mulaillah Yusuf melakukan kunjungan ke rumahrumah warga.

Targetnya adalah anak-anak. Ia ingin mendirikan Taman Pembelajaran alQur’an (TPQ). Alhamdulillah, beberapa warga merespon positif. Mereka mempercayakan pendidikan kepadanya.

Tapi lambat laun, ia merasakan ada keganjalan. “Sekian lama berjalan, saya menilai perkembangan dakwah lambat sekali. Keterlibatan masyarakat pasif. Murid-murid justru berkurang,” ujarnya
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI