Naskah merupakan tradisi tulis yang merekam peradaban masa lampau. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya relevan untuk dilakukan di masa ini. Naskah-naskah tersebut penting bagi generasi sekarang untuk dilestarikan dan ditanamkan nilai-nilainya. Generasi muda kita perlu melihat ke belakang sebelum melangkah lebih maju.
Fajar Widjanarko merupakan kurator dari museum Sonobudoyo. Pemuda lulusan Universitas Gajahmada empat tahun silam ini, bertugas untuk membaca serta mengarsipkan naskahnaskah kuno yang ada di museum. Jumlahnya mencapai 1.350 judul dengan ketebalan hingga 1.500 halaman.
Naskah-naskah yang ia baca kebanyakan berasal dari Keraton Yogya serta Pakualaman. Ada juga naskah dari Bali serta Mangkunegaran Solo. Menurutnya, belum banyak masyarakat yang mengenal peninggalan bersejarah ini. Fajar berupaya agar generasi mendatang tidak melupakan naskah-naskah tersebut karena terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Berbagai kerjasama dengan institut juga ia lakukan guna mengenalkan museum Sonobudoyo pada masyarakat. Mantan Dimas Diajeng Sleman ini juga pernah menulis untuk konten digital Keraton Yogyakarta. Ketika itu dirinya bertugas untuk mengenalkan budaya Keraton Yogya agar masyarakat bisa lebih dekat dan memetik pelajaran dari nilai budaya yang terkandung.
Semasa sekolah, Fajar kerap mendapatkan beasiswa. Menurutnya, Negara telah banyak membantu hingga ia bisa sampai pada posisi ini. “Menghargai ibu Pertiwi itu jauh lebih penting daripada mengejar-ngejar modernisasi,” ucapnya. Indonesia memiliki begitu banyak potensi yang bermanfaat bagi warganya.
