Mama Papa mungkin pernah mengalami dialog ini dengan si prasekolah: “Papa, kok bisa ada adik bayi?” “Mmmm…. memang kenapa Kakak tanya begitu?” “Soalnya aku mau punya adik, lucu sih.” “Oh, begitu. Nanti Papa tanya Mama dulu, mau kasih adik bayi untuk Sashi atau nggak.” “Kenapa tanya Mama? Kan bisa beli adik bayi di supermarket, Pa?” Jawaban si prasekolah yang meng undang tawa ini seakan menyadarkan kita bahwa inilah waktunya untuk memberikan pendidikan seksualitas pada buah hati.
Belajar Menghargai Tubuh Sendiri Pendidikan seksualitas pada anak bisa dimulai dengan memberikan pemahaman yang tepat mengenai bagaimana menghargai diri sendiri dan orang lain. “Termasuk mengajari anak tentang area pribadi, berikut cara menjaga dan merawatnya,” papar Ratih Pramanik, SPsi, MM. Tujuan utama pendidikan seksualitas di usia prasekekolah adalah supaya anak bisa menghargai tubuhnya. Untuk itu, kita pun harus menghargai tubuh anak. Cara paling mudah de ngan selalu mengganti celana/baju anak di tempat tertutup, bukan di depan banyak orang. Demikian pula saat memandikan anak. Mandikanlah di kamar mandi dan tutup pintunya.
Lalu, ajari anak cara merawat dan menjaga kebersihan tubuhnya. Sejak usia 4 tahun, anak sudah dapat diajarkan cara membersihkan diri termasuk alat kelaminnya. Beri petunjuk cara cebok yang benar setelah buang air besar maupun kecil, sehingga di usia 5 tahun anak sudah dapat cebok sendiri dengan bersih. Begitu pun dengan mandi, anak juga harus diajarkan mandi sendiri. “Hal ini akan memudahkan anak memahami apa yang dimaksud dengan area pribadi pada tubuhnya,” tutur Ratih. Area pribadi adalah area yang tertutup pakaian dalam. Anak pun perlu tahu kapan pakaian termasuk pakain dalam, menjadi kotor dan harus diganti dengan yang bersih.
