Kista sepertinya sudah jadi kata yang akrab di telinga banyak perempuan. Namun, keakraban itu malah menimbulkan ketakutan. Apalagi jika kista baru diketahui keberadaannya pada saat hamil. Bikin lemas! Sebelum ngobrolin lebih jauh soal kista, kita perlu tahu defi nisinya dulu, nih, Ma. Kista digambarkan menyerupai kantong berbatas tegas yang bisa berisi cairan, air, atau bahan semi-solid. Gampangnya, kista itu seperti balon yang bisa berisi cairan, udara, cairan dan udara, atau malah komponen semi-padat.
Sekitar 0,2—2% kehamilan terdeteksi disertai kista pada ovarium (leher rahim). Sekitar 1—6% dari kista ini adalah kanker (ganas), sedangkan 94—99% jinak. Kabar baiknya, sebagian besar kista yang terdeteksi di awal kehamilan dan berukuran kurang dari 5 cm adalah jinak; bisa berupa kista ovarium fungsional (kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat haid normal); kista folikular (terbentuk oleh pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol); atau kista corpus luteum (jenis kista ovarium yang terjadi ketika korpus luteum tidak larut setelah telur dilepaskan). Kabar baiknya lagi, Ma.
Sekitar 70% dari kista ovarium yang terdeteksi di awal kehamilan akan menghilang dengan sendirinya pada awal trimester kedua. Sayangnya, sebagian besar kista saat hamil tidak memiliki gejala spesifi k dan terdiagnosis secara tak sengaja saat pemeriksaan USG kehamilan. Namun beberapa pasien mengeluh seperti me rasa ada benjolan di perut, nyeri perut, hingga rasa tidak nyaman di perut. Jadi dengan kata lain, pemeriksaan USG pada trimester pertama kehamilan ini tak hanya bermanfaat untuk memastikan ada-tidaknya kehamilan, tetapi juga mendeteksi kemungkinan adanya kista.
