Berbentuk seperti sebuah selang dengan permukaan yang lentur dan kuat. Bisa dibilang, tali pusat merupakan penyalur sumber kehidupan bagi si kecil selama berada di dalam rahim mama. Mulai terbentuk dan terlihat sejak minggu ke-7 kehamilan, dengan ukuran yang masih pendek dan permukaan yang tebal, tali pusat terus memanjang dari minggu ke minggu dan mulai tumbuh sempurna sekitar minggu ke-14. Tali pusat memiliki panjang normal sekitar 50-60 cm dengan diameter 1,5 cm. Ujung tali pusat menempel di bagian tengah plasenta dan ujung satunya lagi menempel di perut janin. Perkembangan tali pusat umumnya bersamaan dengan berkembangnya plasenta, sebab tali pusat sendiri merupakan saluran yang menghubungkan janin dengan plasenta.
Fungsi Tali Pusat Layaknya sebuah selang, tali pusat berbentuk saluran dengan permukaan elastis serta kuat yang disebut juga dengan Wharton Jelly. Saluran tersebut juga berfungsi untuk melindungi 3 pembuluh darah yang ada di dalamnya, yaitu 2 arteri dan 1 vena. Fungsi 3 pembuluh darah tersebut ialah sebagai penyalur darah antara janin dan plasenta. Bila kedua arteri bertugas untuk menyalurkan darah dari plasenta yang mengandung “makanan” bagi janin berupa oksigen, nutrisi, hingga antibodi, vena berfungsi sebaliknya, yaitu menyalurkan darah balik dari janin ke plasenta yang mengandung produk limbah hasil metabolisme bayi seperti karbon dioksida. Kelainan Pada Tali Pusat Untuk perkembangan janin yang optimal, diperlukan bentuk maupun fungsi tali pusat yang baik. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan tali pusat tak dapat berfungsi secara maksimal. Kondisi itulah yang menyebabkan tali pusat dinilai mengalami kelainan. Walau tak semua kelainan akan berdampak buruk pada janin, ada pula kelainan yang bisa membuat perkembangan janin terhambat. Hal ini perlu Mama waspadai. Jadi, sejauh mana kelainan tali pusat akan memengaruhi perkembangan buah hati? Kelainan panjang.
