Nah, Mama kini sudah memasuki trimester kedua kehamilan. Apakah Mama sudah mulai kurang tidur lantaran cemas akan proses melahirkan yang dengardengar katanya sakit banget? Betul Ma, proses persalinan itu memang sakit. Mengapa sakit? Karena memang pada saat melahirkan, ada ligamen dan otot yang teregang. Artinya, ada saraf-saraf Mama yang terganggu. Namun, menurut Bidan Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes, Mama tak perlu khawatir berlebihan. Sebab, kontraksi ketika akan dan sedang melahirkan merupakan sebuah rasa sakit yang paling “sopan” di dunia.
“Rasa sakit saat melahirkan adalah cara tubuh berkomunikasi pada otak bahwa Mama harus melakukan sesuatu, maka kita harus bersyukur akan rasa sakit tersebut,” tutur Bidan Yesie. PROSES ALAMIAH Bidan Yesie melanjutkan bahwa pada zaman dulu, ketika teknologi belum secanggih saat ini, proses melahirkan termasuk proses alamiah yang bisa dilakukan hampir setiap ibu hamil. "Ibu-ibu kita dulu jarang mengonsumsi obat maupun vitamin saat hamil, bahkan rumah sakit pun mungkin enggak ada, tetapi mereka tidak memiliki masalah melahirkan," ujarnya. Justru ketika teknologi semakin berkembang dan ketersediaan tenaga medis semakin banyak, malah banyak ibu hamil yang memiliki trauma melahirkan. Hingga pada akhirnya, sebuah ketakutan dan kesakitan saat melahirkanlah yang terbangun sebagai opini publik.
Hal tersebut juga yang menurut Bidan Yesie men dorong tim medis untuk menemukan berbagai cara demi dapat meminimalkan rasa TIMBUL RESPONS MELAWAN Yang menarik diketahui, ketika Mama akan melahirkan dan pikiran Mama dipenuhi akan rasa takut, maka yang timbul adalah hormon adrenalin. Padahal kalau yang terilis dalam otak adalah hormon adrenalin, maka respons yang muncul pada tubuh adalah respons melawan atau menghindar. Inilah yang membuat otot Mama menegang dan napas tidak beraturan. Jika sudah demikian, bagaimana Mama mau nyaman? Proses per salinan, lanjut Bidan Yesie, sebenarnya based on instinct (berdasarkan naluri).
