Memang melelahkan, tetapi membugarkan dan keluhan kehamilan jadi terlupakan. Mau? Fitrah manusia dalam menjalani kehidupannya harus selalu aktif, kecuali saat dirinya sakit. Nah, kehamilan bukanlah kondisi sakit, sehingga harusnya tidak menghambat mamil untuk beraktivitas. Seperti dikatakan oleh mamil yang satu ini, Rahmawaty (24), “Bagi saya, hamil atau tidak, sama saja. Setiap sore, saya rutin senam bersama ibu-ibu di lingkungan rumah.” Sejak berhenti bekerja setelah menikah, Rahmawaty memilih aktif di lingkungan tempat tinggalnya. “Banyak kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama. Misalnya saja, pukul 9 pagi, saya membantu para kader di posyandu dan layanan kesehatan lainnya yang dilakukan secara bergiliran. Saya juga tergabung dalam pembuatan barangbarang bekas yang nantinya dijual kembali. Siangnya saya masih menyempatkan untuk mengaji bersama di musala.
Sorenya barulah saya senam. Meski gerakannya sedikit sulit, tetapi saya tetap semangat, yang penting saya banyak gerak. Ibu saya mengatakan, kalau hamil jangan dituruti malasnya, tapi paksa untuk bergerak karena akan membantu saat persalinan,” cerita perempuan yang tengah hamil 7 bulan ini. Begitu pun dengan Rahma (31) yang saat hamil kedua anaknya tetap aktif dengan melakukan sendiri pekerjaan rumah tangga, dari memasak, mencuci dan menyeterika baju, hingga menyapu dan mengepel lantai. “Pokoknya, semuanya dikerjakan sendiri.
Apalagi kalau lihat rumah berantakan, bawaannya mau beresin saja karena saya tidak suka melihat yang berantakan. Saya juga tetap pergi ke pasar, belanja kebutuhan rumah tangga. Kebetulan pasarnya tidak terlalu jauh, jadi saya bisa jalan kaki sambil olahraga. Kadang-kadang, saya juga berenang sambil menemani anak-anak berenang.” Dengan tetap aktif saat hamil, diakui Rahma, dirinya merasa jadi lebih bugar dan tidak mengacuhkan keluhankeluhan kehamilan, seperti mual, pusing, juga perubahan emosi. “Kehamilan jadi lebih terasa ringan karena saya lupa dengan pegal-pegal.
