Mantan Presiden RI B.J Habibie, salah satu pendukung setia gerakan ASI eksklusif, masih ingat benar pengalaman puluhan tahun lalu yang berkaitan dengan pemberian ASI. “Saat Ainun melahirkan putra kami, Ilham, sebagai pasangan baru kami berusaha mandiri dan bertekad memberikan keputusan terbaik bagi anak kami,” ujarnya di acara peringatan Pekan ASI Sedunia yang diselenggarakan oleh Sentra Laktasi Indonesia (SELASI), Sabtu (6/8) di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Pasangan yang dikenal romantis ini berusaha bersikap bijaksana tanpa menyakiti satu sama lain. "Saya tidak pernah menghalangi Ainun untuk bekerja. Namun, saya katakan pada Ainun, rumah tangga ini tidak akan berjalan dengan sempurna bila kita berdua sama- sama maju. Sekarang saya tanya pada Ainun, saya yang maju atau Ainun yang maju. Akhirnya Ainun mengatakan, ’Ini anak saya, saya yang melahirkan, kamu saja yang maju, aku yang akan mengurus anak kita.' Hal ini merupakan keputusan Ainun tanpa paksaan," kata Habibie di hadapan ratusan pengunjung. Habibie mengaku terharu dengan keputusan Ainun ini, mengingat ia melihat ada potensi yang sangat besar pada istrinya untuk menjadi perempuan maju.
”Istri saya cerdas, bisa menjadi dokter anak yang hebat sesuai keahliannya. Tapi ia memilih mengurus anak-anak. Bahkan, dengan segala keterbatasan kami di Jerman, ia tetap menyusui dan mengurus rumah karena kami tak punya pembantu.” Habibie, yang menaruh perhatian sangat besar terhadap revolusi sumber daya manusia Indonesia, dengan yakin mengatakan, menyusui adalah bukti peradaban dan budaya yang mengantarkan anak manusia untuk tumbuh dan berkembang baik, yakni memiliki kemampuan superintelligent. ”Kemampuan tersebut murni dimiliki bayi baru lahir. Kalau dari lahir dapat ASI, saya yakin anak-anak Indonesia akan cerdas dan pintar.
