Saat baru lahir, sampai kurang lebih berusia 3 bulan, bayi akan lebih banyak tidur daripada bermain dengan Mama. Jumlah jam tidurnya kurang lebih 15-17 jam. Dengan pembagian waktu 8 jam untuk tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam. Pada saat ini, tidur bangunnya bayi bergantung pada rangsang lapar dan kenyang. Semakin usia bayi bertambah, jam tidurnya juga semakin berkurang. Sampai ia berusia kira-kira 1 tahun, waktu tidur hanya tinggal kira-kira 13- 15 jam sehari. Bayi baru lahir juga belum dapat membedakan antara siang dan malam, atau terang dan gelap, karena kondisi di dalam rahim gelap. Mereka baru belajar mengenali siklus gelap-terang pada usia 6 minggu.
Dalam proses mengenal siang dan malam (gelap-terang), bayi masih sering terbangun, tidur, terbangun, tidur lagi, begitu seterusnya. Mereka baru bisa tidur panjang di malam hari ketika menginjak sekitar umur 3 bulan ke atas. Terjadinya proses itu perlahan- lahan. Awalnya bayi masih bisa 3 kali bangun, lama-lama 2 kali, lalu sekali bangun, sampai akhirnya di usia batita, ia bisa tidur sepanjang malam dan bangun di pagi hari. Kemampuan Self Soothing Nah, ketika terbangun saat tidur malam atau siang, banyak bayi yang menangis, seolah berteriak “Hei Mama, aku bangun, nih”.
Bisa dipastikan, pada saat seperti itu, insting orangtua adalah ingin menenangkan bayi, dengan menggendong, menepuknepuk bokong, mengusap-usap punggung, atau lainnya, agar si kecil bisa tenang dan dapat tidur kembali. Tapi tahukah Mama Papa, ada bayi-bayi yang ketika bangun bisa langsung tidur lagi sendiri tanpa dininabobokan dan tanpa menangis? Bayi-bayi ini dikenal dengan self soother, yaitu bayi yang dapat menenangkan diri sendiri. Bayi yang memiliki kemampuan self soothing ini akan menjadi baby non-signalers atau bayi yang tidak memberi tanda bahwa ia bangun. Sedangkan bayi yang ketika bangun lalu menangis, disebut bayi signalers.
