Setelah mendapat giliran masuk ke ruang praktik dokter, Mama Diana langsung curhat pada spesialis anak, dokter Yenni Abbas yang berpraktik di RS Awal Bros Bekasi, “Dok, anak saya kalau malam batuk-batuk, tapi anehnya kalau siang enggak. Kasihan, dia sampai bolak-balik bangun. Udahannya jadi rewel, sampai saya dan papanya harus begadang. Kalau dibilang kedinginan, wong, kamar kami AC-nya sudah dimatikan dari sore. Jadi sebetulnya batuknya karena apa?” Mama Diana terus memeluk Biya (4 bulan) sambil duduk gelisah meski si kecil terlihat anteng. “Kalau masih sore begini belum kelihatan batuknya, Dok,” Mama Diana buruburu melanjutkan, takut dokter salah sangka pada kondisi Biya.
Alergi, Penyebab Paling Sering Dokter Yenni mendengarkan dengan saksama cerita Mama Diana, lalu berkata "Coba kita lihat dulu apa yang terjadi pada Biya, ya.” Setelah melakukan pemeriksaan, dr. Yenni menduga kuat, Biya mempunyai alergi pada hawa dingin. Batuk pada malam hari yang dialami bayi, lanjut dr. Yenni, sebenarnya tidak aneh. Sebab, ada beberapa kelompok bayi yang memang memiliki risiko mengalami batuk di malam hari. Penyebab kekambuhterseringnya ya itu tadi... alergi. Apalagi jika dirunut dari keterangan Mama Diana, di keluarganya memang ada yang menderita asma. Bagaimana kita dapat memastikan batuk yang dialami bayi itu lantaran alergi atau bukan? Selain bisa membawanya ke dokter, kita juga dapat memerhatikan napas bayi. “Bila batuknya disertai napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengi, bisa jadi bayi mengalami alergi Pipi bayi juga umumnya kasar, kering, sampai memerah," ujar dr. Yenni. Kenapa Malam Hari? Lalu kenapa kok batuknya hanya di malam hari? Sebab, dibandingkan pagi dan siang hari, malam terasa lebih dingin. "Jadi, alergi Biya adalah pada udara dingin." Mengenai cara tubuh bayi mengenal dinginnya malam, dipelajarinya dari irama sirkadian dalam tubuh.
