Tampilkan di aplikasi

Epilepsi bukan penyakit kutukan

Tabloid Nakita - Edisi 916
19 Oktober 2016

Tabloid Nakita - Edisi 916

Epilepsi sering disalahartikan sebagai peristiwa kesurupan, kerasukan, bahkan kegilaan. / Foto : istock

Nakita
Asal tahu saja, epilepsi ternyata banyak dialami anak-anak. Namun, gangguan persarafan (neurologi) kronis ini belum banyak paha. Anggapan-anggapan yang sesat itu pun muncul. Jadi, apa sebetulnya epilepsi? “Epilepsi adalah gangguan pelepasan muatan listrik yang berlebihan dan berkala dari sekelompok sel di otak,” papar Dr. dr. Setyo Handryastuti, SpA(K), Spesialis Anak Konsultan Neurologi di RS Cipto Mangunkusumo. Uniknya, penyakit epilepsi hanya menunjukkan gejala pada saat serangan berlangsung. Di luar serangan, penderita epilepsi akan tampak normal seperti kesehariannya. Artinya, sebelum kejang anak mungkin sedang beraktivitas biasa; setelah kejang pun, anak kembali normal dan dapat beraktivitas seperti biasa.

Inilah yang membuat penyakit ini unik, sehingga sering disalahartikan dengan kesurupan, kerasukan, kegilaan, dan sebagainya. Kenali Gejalanya Lalu mengapa epilepsi bisa muncul? Beberapa dugaan penyebabnya adalah: a. Gangguan perkembangan otak pada saat di dalam kandungan b. Riwayat penyakit dari kecil hingga anak berusia 18 tahun (batasan umur usia anak), yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak, seperti cedera kepala berat, radang otak (ensefalitis), radang selaput otak (meningitis), perdarahan di otak. c. Faktor genetik. Namun bila keluarga tak ada riwayat epilepsi, anak bisa saja mengalami epilepsi jika terjadi perubahan/mutasi spontan pada gen anak.

Nah, anak disebut epilepsi jika mengalami kejang berulang (dua kali atau lebih) tanpa penyebab yang nyata atau kejang tidak disebabkan oleh suatu penyakit seperti cedera kepala, infeksi otak, perdarahan otak, dan lainnya. Jadi, anak tidak dapat dikatakan epilepsi bila hanya satu kali kejang ( first unprovoked seizure). Bentuk kejang pada epilepsi pun bisa bermacam-macam, tidak selalu kejang kelojotan dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Perlu diketahui, epilepsi memiliki klasifikasinya sendiri.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI