Mengamati perkembangan kemampuan prasekolah dalam belajar menggunakan alat tulis, seperti pensil, krayon, spidol, dst boleh jadi sangatlah menarik. Seiring pertambahan usia, biasanya cara anak menggenggam alat tulis semakin mahir atau malah mendekati cara menggenggam orang dewasa. Tentu ini adalah sebuah proses yang memerlukan waktu panjang. Artinya, anak tak serta merta bisa langsung menggenggam.
Plus goresan anak pun tak langsung bisa tegas, terarah, atau rapi. Sama halnya dengan kemampuan mewarnai. Tidak dalam satu dua hari ia akan lancar mewarnai. Anak akan melewati proses tersendiri sampai akhirnya ia bisa mewarnai dengan baik. Dengan baik di sini bukan cuma soal kerapian, ketelitian, apakah keluar garis atau tidak, kombinasi warna, dst. Lebih dari itu, saat anak belajar mewarnai ia akan memperoleh ragam manfaat yang berdampak positif bagi tumbuh kembangnya.
Manfaat Mewarnai Dulu saat Rana (5) masih batita, orangtuanya mulai senang membelikan buku mewarnai, hanya untuk sekadar memperkenalkan warna dan corat-coret pada Rana. Yang sering terjadi, setiap kali Rana menggenggam krayon sering berakhir dengan coratcoret tembok. Setelah diarahkan pelan-pelan, Rana mulai mengerti bahwa krayon, pensil warna, atau spidol digunakan di atas kertas. Namun, mewarnainya masih berupa coretan. bentuk, meski belum penuh. Kini di bangku TK B, Rana jauh lebih mahir mewarnai, dengan pemilihan warna yang lebih baik, pewarnaan yang lebih rapi, dan juga warna yang lebih tebal dan mantap.
Pada dasarnya, belajar mewarnai perlu dilihat sebagai salah satu aktivitas penting yang berdampak positif bagi perkembangan anak. Tak hanya sekadar bermain, tetapi juga mampu mengasah kemampuan anak. Pertama, mewarnai membantu prasekolah melatih menggenggam alat tulis dengan cara yang tepat dan membantunya mengembangkan otototot halus anak di area tangan, jari, dan pergelangan tangan.
