Tampilkan di aplikasi

Ibu milenial boleh percaya diri, tapi harus tetap hati-hati

Tabloid Nakita - Edisi 939
30 Maret 2017

Tabloid Nakita - Edisi 939

Generasi Milenial yang percaya diri berani menikah lebih cepat dari generasi sebelumnya. Pilihan ini tentu memiliki dampak pada diri dan anak yang dibesarkannya. Bagaimana efek pola asuh dari orangtua yang menikah dini pada anak? / Foto : iStock

Nakita
Tipikal Generasi Milenial usia 25 tahun yang belum punya pasangan dan belum menikah adalah panik. Sebab, mereka akan merasa tertinggal ketika rekan-rekan seusianya sudah menikah bahkan sudah punya anak. Hal ini yang membedakan Generasi Milenial dengan generasi sebelumnya yang santai-santai saja meskipun sudah 35 tahun dan belum menikah. Kalau memang belum ada yang cocok dan belum siap, ya tidak perlu ngoyo cari pasangan.

Menurut psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psi, tahapan usia seseorang menentukan tugas dalam perkembangan diri. “Tahapan usia dewasa muda di usia 18-25, misalnya, dimana individu baru saja lepas dari masa remajanya, memiliki tugas perkembangan seperti menemukan pekerjaan, memaksimalkan aktualisasi diri dalam pendidikan atau karier, mencari pasangan hidup, dan lain sebagainya,” Vera menjelaskan.

Bahayanya, menurut Vera, jika tugas perkembangan diri itu “terpaksa” diredam karena pernikahan, bisa saja ada rasa yang hilang. Keputusan menikah lebih cepat bisa memunculkan ketidakpuasan dari Generasi Milenial karena banyak hal yang belum ia capai.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI