Tampilkan di aplikasi

Mengapa bayiku jarang menangis?

Tabloid Nakita - Edisi 956
7 September 2017

Tabloid Nakita - Edisi 956

Menangis adalah salah satu cara bayi berkomunikasi. / Foto : iStock

Nakita
Karena bayi belum memiliki kemampuan berbicara, menangis adalah cara baginya menyampaikan apa yang ia rasakan dan inginkan. Bila lapar, bayi akan menangis, kalau mengantuk juga menangis, kepanasan, ia menangis, ingin dipeluk pun menangis. Menurut dr. Lusiana Kartiningsih, SpA., bayi mulai banyak menangis pada usia 3 minggu dan mencapai puncaknya pada usia 6 minggu, dan lambat laun akan berkurang dalam usia 3-4 bulan.

Memang, tidak ada patokan pasti seberapa sering normalnya bayi menangis. Hal itu bergantung pada kepekaan dan karakter anak terhadap rangsangan sekitarnya. “Ada yang mengatakan bayi biasanya menangis total selama sekitar 80 menit sehari, bahkan sampai 2-4 jam sehari masih dikatakan normal,” jelas Lusiana.

Penyebab tangisan, Tentu, penyebab tangisan bayi akan berbeda-beda. Namun umumnya penyebab ini dapat dibagi menjadi tiga kategori: Pertama, menangis adalah upaya bayi untuk memberi tahu Mama apa yang dia inginkan. Contoh, bila lapar, bayi akan menangis, kalau mengantuk juga menangis.

Kedua, karena ketidaknyamanan kondisi tubuhnya. Bayi yang sedang mengalami kolik, misalnya, akan sering menangis. Kolik biasanya disebabkan bayi terlalu banyak menelan udara saat menyusu dan membuat lambungnya tak nyaman. Ketiga, bayi merasa kurang nyaman dengan lingkungannya.

Suhu kamarnya terlalu dingin atau karena ada suara berisik yang mengganggu ketenangannya. Satu hal yang disarankan Lusiana terkait tangisan bayi ini adalah agar Mama belajar mengenali tangisan bayinya. Sebab, tangisan bayi akan memiliki pola yang berbeda-beda.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI