Tampilkan di aplikasi

Banjir? Waspada Leptospirosis

Tabloid Nakita - Edisi 975
12 Desember 2017

Tabloid Nakita - Edisi 975

Penyakit Leptopsirosis dalam tubuh manusia dapat menimbulkan gejala atau tidak sama sekali. / Foto : iStock

Nakita
Setiap memasuki musim hujan, penyakit Leptospirosis banyak dibicarakan. Memang, Leptospirosis masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama di daerah rawan banjir.

Penyakit Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Bakteri Leptospira dapat ditemukan pada hewan ternak lembu, babi, kuda, anjing dan binatang pengerat. Di Indonesia, hewan penular utama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.

Pada musim hujan, terutama saat banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.

Seseorang yang mempunyai luka, kemudian terendam air banjir atau lumpur yang sudah bercampur dengan kotoran/kencing tikus mengandung bakteri lepstopira, akan berpotensi terinfeksi bakteri Leptospira dan menjadi sakit. Penularan penyakit juga dapat melalui saluran pencernaan dari makanan yang terkontaminasi kencing tikus yang terinfeksi.

Penyakit Leptopsirosis dalam tubuh manusia dapat menimbulkan gejala atau tidak sama sekali. 90% kasus Leptospirosis bermanifestasi sebagai penyakit demam akut dan mempunyai prognosis baik sedangkan 10% kasus dapat menyebabkan kematian.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI