Bisa dibilang, saat Ramadan kita memiliki ritual yang khas. Mulai dari ibadah, waktu bekerja, sampai aktivitas seharihari yang juga ikut berubah mengikuti ritme puasa. Ramadan juga memiliki arti khusus bagi keluarga. Sebab, hari-hari selama Ramadan memberikan kesempatan lebih banyak bagi momen kebersamaan keluarga. Banyak hal yang bisa dilakukan saat Ramadan untuk menyatukan keluarga lewat beragam aktivitas.
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psi., kalau mau dimanfaatkan, Ramadan bisa jadi momen untuk menumbuhkan kebersamaan keluarga. Lalu, kapankah waktu yang tepat untuk berkumpul? Menurut Vera, hal itu bisa dilakukan kapan saja. Sebagai contoh, bila pada hari biasa kita pulang bekerja saat anak sudah tidur, misalnya, saat Ramadan umumnya kita bisa pulang lebih cepat agar bisa berbuka puasa di rumah bersama keluarga.
Diakui Vera, kebiasaan untuk menyempatkan diri pulang kerja lebih cepat agar bisa berbuka bersama keluarga umumnya terjadi pada hari-hari awal Ramadan. Namun sebetulnya, imbuhnya, kebersamaan dengan keluarga tidak hanya terbatas pada momen berbuka saja. Masih banyak waktu lain yang bisa dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Antara lain, saat sahur, yang justru hampir bisa dipastikan dilakukan bersama keluarga.
Di luar bulan puasa, belum tentu acara makan bersama keluarga ini bisa dilakukan sesering itu. Selain saat berbuka dan sahur, kegiatan lain yang juga bisa dilakukan bersama keluarga antara lain saat beribadah. Apalagi, bila keluarga yang bersangkutan membiasakan diri untuk beribadah bersama. Ditambah lagi, aura ibadah juga terasa lebih kuat pada bulan Ramadan.
“Jadi, salat dan tadarusan bersama bisa dilakukan. Namun, itu tergantung kebiasaan keluarga masing-masing,” ujar Vera. Ketika ditanya apakah Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk menyatukan keluarga, psikolog anak ini menyatakan setuju.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.