Di dalam budaya masyarakat Jawa, tanggal pernikahan ditentukan dengan melihat hari baik sesuai weton. Tanggal pernikahan yang baik menurut weton dipercayai akan membawa kebaikan bagi pasangan yang menikah.nTak hanya di Jawa, masyarakat dan budaya- budaya lain pun memiliki “aturan” perihal pernikahan, termasuk tanggal pernikahan, tata cara yang harus dipatuhi, laranganlarangan sebelum menjalani prosesi pernikahan, dan sebagainya. Persiapan Matang Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pernikahan merupakan salah satu momen kehidupan manusia yang penting dan sakral. Pernikahan juga dimaknai sebagai momen yang layak dirayakan. Oleh karenanya, setiap pasangan calon pengantin pasti menginginkan momen pernikahan mereka menjadi kenangan yang tak terlupakan. Tak heran jika mereka rela menghabiskan puluhan, ratusan, bahkan miliaran rupiah untuk menggelar pesta pernikahan yang berkesan.
Sebuah prosesi pernikahan memang membutuhkan persiapan matang. Selain kesiapan fisik dan dana, kesiapan mental dan kesehatan tak luput dari perhatian. Itu sebab, sebelum menjalani pernikahan, kedua calon mempelai mendapat semacam pelatihan pranikah di Kantor Urusan Agama.Selain mental, dewasa ini pasangan calon mempelai juga mempersiapkan diri dengan menjalani tes kesehatan pra nikah atau premarital check pp (PCU). Menurut dr. Frizar Irmansyah, Sp.OG, dari RS Pusat Pertamina, setidaknya ada tiga tujuan penting dari PCU ini. Pertama, memastikan status kesehatan kedua calon mempelai. Kedua, mendeteksi kemungkinan adanya sifat pembawa kelainan bawaan dari masing-masing pasangan. Ketiga, mencegah terjadinya penularan penyakit antara pasangan bila ternyata diketahui mengidap suatu penyakit.
