Tampilkan di aplikasi

Omzet ratusan juta dari olahan salak pondoh

Tabloid NOVA - Edisi 1518
29 Maret 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1518

Mimpi mengembangkan kampung halaman mendorong Sri Sujarwati (52) berhenti berkarier kantoran dan banting setir membangun usaha.

NOVA
Dua puluh tahun meniti karier di dunia penerbangan, Sri Sujarwati akhirnya memutuskan berhenti bekerja. Waktu itu tahun 2005 dan posisi terakhirnya adalah Sekretaris Country Manajer Saudia Air Line divisi Jakarta. “Kala itu saya ditempatkan di Kuwait. Perang sedang berkecamuk di Irak.

Makanya saya ingin menyudahi karier saya untuk membangun desa kelahiran,” kata Sujarwati. Ia pulang kampung membangun desa kelahirannya, Kembang Arum, Turi, Sleman, Yogyakarta. Desa kelahiran Sujarwati merupakan desa penghasil salak pondoh.

“Saya prihatin, harga buah salak pondoh terus ‘terjun bebas’ saat panen raya,” terang Sujarwati. Sujarwati kemudian mengajak warga desa untuk membuat Desa Wisata yang diberi nama Dewi Kembar. “Waktu itu sudah kepikiran mau bikin produk kreatif jadi harus ada wadah pemasarannya. Nah, Desa Wisata itulah jawabannya,” jelasnya.

Tak cuma mendirikan Desa Wisata, Sujarwati juga mengedukasi masyarakat bagaimana harus bergaul dan menyambut wisatawan yang datang, hingga cara mengemas makanan tradisional agar menarik.

Harga jual buah salak pondoh kemudian didongkrak dengan cara ditetapkan bersama kelompok tani di desanya menjadi paling rendah Rp3 ribu per kilo saat panen raya.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI