Tampilkan di aplikasi

Tuhan tersenyum di dataran tinggi Gayo

Tabloid NOVA - Edisi 1544
29 September 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1544

Jika Anda pecinta kopi, juga keindahan yang sesungguhnya, tak ada alasan bagi Anda untuk berlama-lama packing dan memutuskan berangkat ke sana. / Foto : Ricky Martin

NOVA
Kabut tipis, tiupan angin nan sejuk, harum kopi yang menyeruak dari pojok-pojok kedai, hanya sekadar appetizer begitu kaki melangkah di Takengon, Aceh Tengah. Selebihnya, begitu pandangan berganti dengan panorama danau Lut Tawar, hati pun berbunga. “Tuhan sepertinya pernah meletakkan sekeping surga di situ.” Ungkapan ini terasa berlebihan? Sepertinya tidak. Danau seluas 43 kilometer persegi itu kontan menyambut begitu kita datang dari arah Bandara Rembele.

Setiap jengkal danau seolah dipagari hijaunya barisan dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan. Kota Takengon di latar depan, seolah tersenyum. Lut Tawar sendiri dalam bahasa Gayo berarti Laut Tawar. Unik memang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai laut. Bisa jadi karena ukuran danau ini tampak luas bagi mereka. Danau Lut Tawar ini terbentuk sejak jutaan tahun silam, dan meninggalkan banyak cerita misteri. Salah satunya, siapa pun yang mencoba berenang di danau ini dan ia bukan orang Gayo, maka akan terjadi malapetaka.

“Danau ini dikeramatkan dan dihormati oleh orang Gayo!”, tutur Bapak M. Thaib, budayawan dan orang yang dituakan di kota Takengon. Ah, benar begitu misteri danau ini? Sebagian mungkin benar. Tapi setelah dikaji lebih dalam – malapetaka – bisa jadi diakibatkan oleh kecerobohan pengunjung sendiri. Salah satu warga menuturkan bahwa kedalaman danau sangat dalam, berkisar 70- 100 meter lebih di beberapa bagian danau. Jadi harus ekstra hati-hati bila berenang di sini.

Belum nampaknya rambu-rambu kewaspadaan berenang di titik-titik tertentu mengakibatkan pegunjung tidak mengetahui area mana yang bisa dan tidak bisa direnangi. Selain dikeramatkan danau ini juga menyimpan harta karun, yakni ikan depik (Rasbora tawarensis), sejenis ikan air tawar yang hanya hidup (endemik) di perairan itu.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI