Tampilkan di aplikasi

Pura Bersakih di tengah erupsi Gunung Agung

Tabloid NOVA - Edisi 1549
1 November 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1549

Berada dalam radius bahaya bencana Gunung Agung, sebagian orang masih tetap khidmat beribadah di Pura Besakih. Apa saja yang mereka temui? / Foto : Tentry

NOVA
Jika mengunjungi Bali, tampaknya kita harus menyempatkan diri singgah ke Pura Besakih. Soalnya, ini adalah pura terbesar dan jadi pusat kegiatan seluruh pura yang ada di Bali. Dalam kondisi normal, Pura Besakih selalu menyedot banyak wisatawan dan warga yang akan melakukan ibadah. Berlokasi di Desa Besakih, Karangasem, Pura Besakih berada dalam radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung, Bali.

Namun, sejak Gunung Agung berstatus awas, Pura Besakih dan ribuan rumah penduduk yang berada dalam radius 12 kilometer dari puncak gunung terpaksa harus ditinggalkan. Tak heran jika kini, suasana di wilayah Karangasem sudah sangat sepi dengan kunjungan wisatawan. Bukan cuma wisatawan, penduduk pun dilarang tinggal di rumahnya untuk sementara. Sekitar 135.000 jiwa di daerah itu harus mengungsi.

Saat Nova berkunjung ke wilayah itu pertengahan Oktober lalu, sepanjang perjalanan suasana sangat sepi. Seperti kota mati, hanya tampak beberapa petugas polisi berjaga-jaga dari pos ke pos. Namun, begitu masuk ke lingkungan Pura Besakih, suasananya sedikit berbeda.

Beberapa orang masih tampak lalu-lalang sambil menggunakan sarong, ada juga sekelompok perempuan berkebaya putih. Mereka terlihat habis beribadah. Hebatnya, tak tampak wajah ketakutan. Padahal puncak Gunung Agung sudah tak tampak akibat tebalnya kepulan asap dari mulut gunung.

Memang sudah bukan rahasia umum jika ketaatan umat Hindu di Bali begitu tinggi. Tak peduli cuaca, kondisi, dan alam, mereka tetap melakukan ibadah seperti biasanya di Pura Besakih. Tanpa rasa cemas sedikit pun. Walaupun untuk menuju pura, kita akan melewati suasana yang sedikit mencekam.

Rumah-rumah tak berpenghuni, toko-toko yang tutup, mobil-mobil tua milik warga yang dihiasi debu tebal dari asap vulkanik. Nyaris tak ada aktivitas sedikit pun. Selain mengantisipasi korban jiwa jika sewaktuwaktu gunung meletus, kualitas udara di wilayah itu juga cukup tercemar dengan abu vulkanik. Tak baik untuk paru-paru kita.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI