“Lebaran nanti kita kumpul bareng keluarga besarku, ya!” ajak sang suami. “Kan di acara nikahan kita kemarin, enggak semuanya hadir. Biar kamu bisa kenal,” tambahnya. Seketika Anda pun panik membayangkan bertemu dengan keluarga besar suami. Yang mungkin pada saat hari pernikahan hanya bertemu ketika bersalaman di pelaminan saja.
Beragam pertanyaan pun muncul di benak Anda, seperti, “Aduh, mereka bisa menerima aku apa adanya enggak, ya? Kalau aku salah ngomong gimana, ya? Nanti harus berpenampilan seperti apa, ya?” Hmm, belum ketemu saja sudah banyak pertanyaan. Bisa-bisa saat bertemu langsung diam seribu bahasa dan jadi patung.
Tenang, tidak perlu panik berlebihan. Yang perlu Anda ingat hanyalah, saat kita memutuskan untuk menikah, kita tidak hanya mengikat suami kita seorang, tapi juga seluruh keluarganya. Oleh karena itu, pertemuan dengan keluarga besar merupakan salah satu tahapan yang harus kita lewati dalam membangun sebuah pernikahan.
Apalagi ini pertemuan keluarga di Hari Raya. Ini sama halnya dengan ketika kita pertama kali baru masuk sekolah dan belum mengenal siapa-siapa. Kita butuh masa orientasi untuk berkenalan dengan banyak teman baru. Dalam pernikahan, pertemuan keluarga inilah “masa orientasi”-nya, masa untuk mengenal seluruh keluarga pasangan kita.
Namun perlu diingat, “Komunikasikan dulu sama pasangan kita. Tradisi di keluarganya seperti apa. Jangan sampai kita salah memahami tradisi di sana. Misalnya, saat kumpul para perempuan harus memasak, maka kita harus mengikuti tradisi tersebut. Walaupun hanya memotong sayur. Tapi itu bisa membuat kita lebih berbaur,” ucap Indra Noveldy, Konsultan Pernikahan.
