“Banyak orang-orang di kota besar, seperti Jakarta, membuat dapur yang mereka sebut dapur bersih atau pantry. Ini bukan bahasa arsitektur. Bikin dapur harganya mahal banget, akhirnya enggak dipakai karena takut rusak. Sebetulnya ini pemborosan, kan?” sebut Chaerul Amal Septono, arsitek dan desainer interior principal dari CArchitet dan unionEQUIL, sekaligus ketua HDII Jakarta 2015-2017 saat ditanya pendapatnya mengenai dapur “pajangan”.
Sebagaimana dipaparkan, pemborosan dapur, dalam artian tidak menggunakan dapur sebagaimana fungsi sesungguhnya, tentulah tidak disarankan dalam dunia arsitektur. Dan yang pastinya bikin Anda bingung, salah satunya jelas ketika Anda harus memasak banyak makanan untuk disajikan saat Hari Raya nanti. Bentuk dapur pajangan sebagaimana dijelaskan di atas, terang saja tak bisa Anda gunakan secara maksimal.
Repot, kan? Karenanya, ketimbang menciptakan dapur yang teramat bagus hingga tak dapat digunakan, tentu akan jauh lebih berguna jika Anda menciptakan dapur yang fungsional. Jikapun Anda tetap menginginkan dapur yang cantik, estetikanya bisa diakali, kok! Berikut pemaparannya.
1. Kenali Fungsi Dapur Sebelum berbicara mengenai bentuk dapur ideal yang harus disediakan di rumah, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu fungsi dasar dapur sebenarnya. Apa saja, sih, memangnya? Bukannya cuma untuk memasak? Betul, tapi...
“Di dalam kegiatan memasak, ada tiga kegiatan utama. Pertama, kegiatannya itu untuk mempersiapkan (preparing) atau meracik-racik,” jelas Amal, sapaan akrabnya.
Sementara yang kedua dan ketiga adalah kegiatan memasak itu sendiri dan menyajikan masakan, serta kemudian membersihkan dapur yang kotor usai memasak.
“Kegiatan pertama itu preparasi, siapsiap. Yang dibutuhkan pertama-tama adalah alat, seperti talenan, pisau, dan apa yang mau dimasaknya. Dari yang dipersiapkan itu, kita butuh tempat. Jadi, ada tempat untuk menyimpan peralatan. Ada tempat untuk menyimpan yang mau dimasak,” jelas Amal.
