Tampilkan di aplikasi

Pemula atau bukan, jadilah pengemudi defensif!

Tabloid NOVA - Edisi 1588
9 Oktober 2018

Tabloid NOVA - Edisi 1588

Jangan hanya demi SIM, kita mengorbankan keselamatan. Yang sudah bertahun-tahun menjadi pengemudi saja bisa lalai, apalagi pengemudi baru? / Foto : Agung Nugie

NOVA
Di Indonesia, pengemudi perempuan tentu bukan hal baru. Entah itu mobil manual ataupun bertransmisi automatic, faktanya, sudah banyak perempuan yang bisa mengemudi dan beraktivitas sehariharinya dengan mengendarai mobil. Bahkan, tak jarang kita turut menjumpai perempuan mengemudikan taksi atau bus umum.

Sayang, meningkatnya angka jumlah pengemudi (dan pengendara) perempuan ini yakni sebesar 42% dalam tiga tahun terakhir belum berpengaruh apa-apa pada stigma masyarakat terhadap cara mengemudi perempuan. Kita masih sering dituduh sebagai pengemudi yang buruk dan “sembarangan”, lantaran dianggap sering seenaknya di jalan.

Tengok saja salah satu ucapan seperti, “Saya enggak pernah mau disupiri perempuan. Ngeri!” yang sangat sering kita dengar atau jumpai. Tetapi benarkah kita se-sembrono itu? Well, kalau dipikir-pikir, pandangan tersebut sebetulnya juga tidak sepenuhnya salah, sih.

Lho, mengapa? Karena memang betul, pengemudi perempuan punya beberapa kelebihan, di antaranya tidak mudah terpancing emosi dan cenderung menaati peraturan. Akan tetapi, Data Korps Lalu Lintas Kepolisian RI (Korlantas Polri) justru merekam kenaikan angka kecelakaan yang melibatkan perempuan, seiring dengan bertambahnya jumlah pengendara perempuan (motor dan mobil).

Tingkat kecelakaan ini malah sejatinya sudah mencapai angka 49,5%. Ngeri, kan? Mungkin karena itulah, anggapan masyarakat terhadap pengemudi perempuan masih sedikit sulit untuk diubah. Namun demikian, bukannya kita tak bisa melakukan apa-apa.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI