Tampilkan di aplikasi

Si kecil mogok sekolah, bukan hanya karena guru galak

Tabloid NOVA - Edisi 1592
9 Oktober 2018

Tabloid NOVA - Edisi 1592

Jika tidak ditangani dengan baik dan bijak, bisa-bisa si kecil mengalami fobia sekolah. / Foto : ISTOCK

NOVA
Dita bingung. Putri bungsunya yang berusia 4 tahun, setiap kali berbaris di depan kelas selalu ngadat, nangis, dan enggak mau masuk kelas. “Awalnya dia masih bisa dibujuk, tapi setelah beberapa hari, saat diminta masuk kelas, dia malah lari sambil menangis ke halaman sekolah,” curhat Dita.

Dengan berbagai cara, akhirnya Dita berhasil mengorek keterangan dari Anet, buah hatinya itu. “Rupanya waktu itu gurunya sampai berteriak di kelas untuk menenangkan temantemannya yang berisik. Memang si guru marah bukan kepada Anet, tapi melihat gurunya seperti itu, anakku jadi merasa bahwa gurunya galak. Akibatnya, dia jadi takut dan cemas setiap kali melihat gurunya,” papar Dita yang lalu menemui sang guru. “Untung gurunya mau memahami, bahkan meminta maaf pada Anet.

Sejak itu anakku mau masuk kelas lagi.” Akan tetapi, semudah itukah mengatasi jika si kecil kita mogok bersekolah? Mungkin iya. Jika kasusnya masih seenteng Dita dan putrinya itu. Namun, apa yang terjadi jika kasus mogok sekolah atau school refusal ini tidak ditangani dengan baik? Bisa-bisa terjadi fobia sekolah. “Ini lebih parah dibanding mogok sekolah.

Kalau sudah fobia sekolah, anak bisa tibatiba sakit kepala, muntah, dan sakit perut setiap kali hendak ke sekolah. Bahkan, hanya mendengar kata sekolah saja sudah bisa memunculkan gejala fisik tersebut,” jelas Brigitta J.H. Tumilisar, S.Pd., guru bimbingan konseling di BPK PENABUR, Jakarta.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI