Sebuah kecelakaan fatal terjadi lagi di jalur Tol Cipali, Senin (10/8). Kecelakaan minibus yang terjadi di kawasan Cirebon, Jawa Barat itu mengakibatkan 8 penumpang tewas, sementara 15 lainnya mengalami luka-luka. Polisi yang mendatangi lokasi menduga kecelakaan tersebut terjadi akibat sopir minibus mengantuk, hingga tabrakan dengan Toyota Rush tak terhindarkan.
Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kecelakaan akibat pengendara ngantuk sering terjadi. Katanya, “Sudah banyak kecelakaan diakibatkan karena mengantuk. Pengemudi biasanya malas untuk istirahat, penginnya cepat sampai di tempat, padahal itu bahaya.” Saat mengantuk, menurut Sony, mata pengemudi biasanya mulai sepet dan mulutnya menguap. Dia juga biasanya mulai melambatkan laju kendaraan, terutama saat berada di jalan tol.
“Dia juga menggerakkan anggota tubuh, atau mendengarkan musik untuk pengalihan dari rasa kantuk. Kalau diteruskan, pengemudi bisa mengalami microsleep, tidur singkat tapi masih mengemudi,” tambah Sony. Lantas, apa yang harus dilakukan agar kita bisa menghindari rasa kantuk saat berkendara? Waktu Kemudi Supaya terhindar dari rasa kantuk saat mengemudi, Sony menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan pengendara.
Pertama, mengatur waktu kemudi. Sony bilang, kita memang enggak boleh mengemudi selama berjamjam. Kata Sony, kapasitas manusia untuk menyetir mobil yang baik itu hanya bisa selama 3 jam, sedangkan mengendarai motor 2,5 jam. “Kalau lebih dari tiga jam, biasanya responsif kita sudah menurun saat berkendara. Kalau berlebihan, kita akan kelelahan, dan semangat untuk menyetir juga berkurang,” tambah Sony.
Kedua, selain memerhatikan waktu mengemudi, penting juga bagi pengemudi untuk mengatur waktu istirahat. Sony menyarankan untuk istirahat saat berkendara hanya 30 menit saja, bila lebih dari itu, lebih baik kita tidur saja.
