Kalau pasangan bilang, “I love you”, sih, biasa. Paling cuma dapat rating 3 bintang aja. Tapi, kalau bilang, “Aku yang checkout semua isi keranjang belanja online kamu, ya,” duh, bisa dapat rating 100 bintang, nih! Begitulah guyonan yang sempat ramai mengisi beranda Twitter beberapa pekan lalu. Selain menghibur, hal ini juga relate dengan kondisi kita sekarang yang jadi lebih sering belanja online.
Tentu karena masih dibatasinya pergerakan kita keluar rumah. Alhasil, keranjang atau wishlist di akun kita pun makin penuh karenanya. Bahkan, data dari Shopee, e-commerce ini mengalami lonjakan transaksi belanja selama new normal. Terutama saat malam hari. Kenapa malam? Bisa jadi karena semua kegiatan telah tuntas dan kita butuh penyegaran.
Akhirnya, kegiatan scrolling di e-commerce jadi salah satu kegiatan santai atau bahkan pelarian kebosanan selama di rumah. Ya, siapa, sih, yang tak senang lihat barang favorit dan unik saat santai malam. Apalagi jika lagi diskon besar-besaran. Dari niat iseng, bisa berujung transfer. Wajar, normal, dan boleh banget, kok, dilakukan. Asal jangan jadi keranjingan belanja tiap malam, ya. Bisa bahaya. Sudahlah pasti bikin boros, hal ini juga bisa mengarah ke kecanduan belanja nantinya. Lantas, gimana cara antisipasinya? Inilah caranya.
Batasi Akses E-Commerce. Memang saat berbelanja online berbagai kemudahan ditawarkan. Mulai dari hemat ongkos transportasi, hemat tenaga, hingga hemat waktu. Tak perlu pergi jauh-jauh dan tak perlu keliling mal yang luas itu demi mencari satu barang. Namun aktivitas ini bisa jadi tak wajar ketika kemudahan akses yang didapat justru membuat kita berprilaku konsumtif, menjadi tidak terkontrol, serta ujungnya membuat ketagihan.
