Renata Silalahi (46) sedih bukan main, ketika awal Juni 2021 lalu, dia dan kedua anaknya terkonfirmasi Covid-19. Padahal selama ini dia selalu taat protokol kesehatan (prokes), namun hasil tes swab menunjukkan dia dan anaknya positif Covid-19. “Anak-anak bilang saya ‘prokes bawel’, karena aku terlalu bawel dan khawatir. Jadi kecolongan, ini bikin saya sakit hati karena sudah menjaga sedemikian rupa,” kata Renata seperti dikutip dari Kompas.com.
Peristiwa yang dialami Renata dan kedua anaknya menyisakan fakta lain, bahwa Covid-19 pada anak terus meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut terjadi peningkatan tajam penularan, bahkan kematian pada anak. Data nasional menunjukkan, pasien terkonfirmasi Covid-19 pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen. “Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak. Data IDAI juga menunjukkan case mortality (tingkat kematian) mencapai 3-5 persen, jadi kita memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia,” kata Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Ketua Umum IDAI.
Kabar baik pun datang, mulai Juli 2021 mulai dilakukan pemberian vaksin usia 12-17 tahun agar bantu menghambat penyebaran Covid-19. Melansir Kompas.com, Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes mengatakan vaksinasi untuk anak di Indonesia ditargetkan sebanyak 32,6 juta. Biar lebih jelas, berikut ini 4 fakta penting tentang vaksinasi Covid-19 untuk anak.
1. Mulai Juli 2021 dan Izin BPOM. Rini Sekartini, Ketua IDAI DKI Jakarta mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sudah bisa diberikan sejak 1 Juli 2021. Dan sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2. Gunakan Vaksin Sinovac. Sesuai izin yang dirilis BPOM, vaksin Covid-19 untuk anak akan menggunakan Sinovac. BPOM merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac dosis 600 SU atau 0,5 ml untuk anak usia 12-17 tahun.
