Wuhuw! Saat edisi ini diturunkan, kita semua sedang bersuka ria atas kemenangan Greysia Polii dan Apriyanti Rahayu. Duo ganda putri badminton kita ini berhasil wujudkan mimpi Indonesia mendapatkan emas di Olimpiade Tokyo 2020. Cerita membanggakan Greys dan Apri ibarat penyegar, penyemangat, pemantik harapan di tengah pandemi.
“Duh, semoga enggak ada netizen julid yang komentari rambut pendeknya Apri. Kayak waktu An San (atlet panahan putri Korea Selatan),” kata salah seorang teman di grup WhatsApp. Ah, semoga tidak ada yang komentari para pahlawan olahraga kita. Tidak soal rambutnya, kulitnya, bentuk badannya, atau suaranya. Semoga tidak ada juga yang menambahi komentar mereka dengan kalimat menyakitkan seperti, “Tapi kok putri tampilannya kayak gitu, ya?” Oh, jangan sampai!
Sebetulnya komentar semacam ini ada karena ukuran yang dipakai untuk menilai tidak tepat. Beberapa orang yang muncul dalam “Isu Spesial” kita minggu ini sudah kenyang banget dirundung seperti itu. Seorang model plussize yang menginspirasi banyak perempuan untuk mengasihi diri saja pernah disebut ‘mempromosikan obesitas’ sampai ‘polusi visual’. Komentar beracun seperti di atas. Coba kita sama-sama introspeksi diri. Jangan-jangan kita pun pernah mengeluarkan pendapat yang serupa.
Di edisi minggu ini, NOVA ingin mengajak kita semua untuk memahami arti body positivity dengan benar, dan bagaimana ia bisa kita gunakan untuk menguatkan orang lain. Bukan menjatuhkan. Agar bertahun-tahun dari sekarang, semakin banyak putri-putri pahlawan bangsa seperti Apri dan Greys. Perempuan hebat yang mengasihi diri, menerima kelebihan dan kekurangannya, sehingga mampu berprestasi dan menginspirasi. Ah, semoga salah satunya adalah putri kita sendiri ya, Sahabat NOVA. Amin!
Salam semangat, Indira Dhian Saraswaty