Tampilkan di aplikasi

Salah kaprah “Body positivity”, menerima diri, bukan membiarkan

Tabloid NOVA - Edisi 1746
9 Agustus 2021

Tabloid NOVA - Edisi 1746

Gerakan body positivity sering dikaitkan dengan toxic positivity. Padahal, gerakan ini untuk mengajak orang menerima tubuh. Jadi yang benar seperti apa, ya?

NOVA
Bukan sekali atau dua kali, Kania Dachlan dianggap mengampanyekan positivity sejak dirinya menjadi model toxic body plus size sejak 10 tahun lalu. Kania pun merasa aneh dengan anggapan netizen ini, padahal dia tak bermaksud demikian. Model sekaligus influencer ini merasa banyak orang salah paham dengan kampanye body positivity yang dia suarakan.

Banyak orang merasa kalau Kania justru menyuarakan agar mereka menerima tubuh dalam arti membiarkan tubuh, tanpa merawat dan menjaganya. “Hal lain yang bikin sempat kepikiran yakni banyak orang salah sangka tentang body positivity yang justru dianggap toxic positivity karena dikhawatirkan membuat angka obesitas di Indonesia meningkat,” jelasnya mengutip dari Parapuan.co.

Nyatanya, Kania merasa body positivity justru membuatnya lebih mau untuk merawat diri. Tak jarang, dia melakukan diet dan olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan terjaga. Tapi, tetap saja masih banyak orang beranggapan kalau body positivity itu mengajarkan kita untuk menjalankan gaya hidup tidak sehat. Kenapa salah kaprah ini bisa berkembang? Kalau menurut Floranita Kustendro, C.Ht, Coach NLP, konselor keluarga dan hipnoterapis klinis dan pendiri komunitas Body Positivity Indonesia, salah kaprah ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mendalam tentang body positivity.

“Body positivity itu merupakan kampanye untuk mengajak individu agar tidak hanya melihat seseorang dari bentuk tubuh, gender, warna kulit saja, tapi menilai dari bicara, berperilaku, dan berpikir. Sebenarnya lebih ke situ,” ujar Floranita. Adanya gerakan ini juga ingin mengajak orang untuk tidak memandang tubuhnya buruk, karena merasa berbeda dengan standar kecantikan secara umum. Sebab, menurut Floranita, standar kecantikan itu selalu berubah dan dibuat oleh masyarakat untuk strategi penasaran untuk produk kecantikan dan fashion.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI