Tampilkan di aplikasi

Kenali 4 gaya pengasuhan anak, anda termasuk yang mana?

Tabloid NOVA - Edisi 1754
1 Oktober 2021

Tabloid NOVA - Edisi 1754

Anda mungkin menjalankan kombinasi dari beberapa gaya. Tinggal lihat mana yang perlu ditambah, mana yang perlu dikurangi.

NOVA
Membesarkan dan mendidik anak memang bukan perkara mudah, dibutuhkan kesabaran dan tekad yang kuat. Kenyataannya, di dunia ini memang tidak ada orangtua yang benarbenar sempurna dalam mengasuh anak. Namun tentunya setiap orangtua akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Gaya pengasuhan anak sangat penting untuk diperhatikan, karena akan bepengaruh terhadap pembentukan pola pikir dan kepribadian anak hingga ia dewasa.

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, dari Tiga Generasi Ayoe Sutomo, M.Psi, pola yang paling tepat adalah yang berada di tengah-tengah. “Yang tepat, ya, di tengah-tengah, tidak terlalu keras tapi juga tidak terlalu lembut terhadap anak, berarti demokratis,” ujar Ayoe.

Dalam ilmu psikologi, setidaknya ada 4 jenis pola asuh, yang semuanya akan memiliki dampak berbeda terhadap karakter anak. Pola asuh ini akan sangat dipengaruhi oleh pola pikir, latar belakang, kondisi sosial ekonomi, hingga pola asuh orangtua kita sendiri saat masih kecil. Dari 4 kategori ini, Anda tidak mesti terpatok pada satu saja, bisa jadi Anda menjalankan kombinasi dua atau lebih. Kirakira, Anda termasuk yang mana, ya?

1. Otoriter. Pada jenis pola asuh ini, orangtua biasanya tidak bisa diajak kompromi dan tidak mempertimbangkan perasaan anak. Orang tua terkesan kaku, memberikan aturan yang ketat kepada anak, sangat menuntut namun tidak responsif, dan tidak memberikan anak pilihan. Menurut Ayoe, pola otoriter akan membuat anak merasa takut, tidak memiliki inisiatif, dan cenderung menurut meskipun tidak setuju. “Pada akhirnya, sangat mungkin, di luar tidak menjaga apa yang menjadi kepercayaan orangtua, karena di rumah dia sangat takut kepada orangtua,” ujarnya.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI