IPhone 13 baru saja rilis! Meski harganya fantastis, tetap saja ada banyak orang yang mengantre ingin membelinya. Seri 13 ini dibanderol dengan harga mulai Rp10 jutaan sampai di atas Rp20 juta, tergantung modelnya. Ya, sedari dulu gawai keluaran Apple memang selalu sukses menarik minat beli banyak orang. Memang, sih, ada fitur-fitur canggih yang tak dimiliki smartphone merek lain.
Tapi terlepas dari itu, banyak juga yang membelinya hanya demi prestise. Kalau bujetnya ada, sih, sah-sah saja kok, sesekali membeli barang untuk lifestyle. Namun, sebelum memutuskan untuk beli, coba pertimbangkan beberapa hal ini. Nilai tambah apa yang bisa kita dapat dari membeli gawai mahal? Sepadan enggak, ya, dengan uang yang kita keluarkan?
Enggak Sepadan, Jika ... Rasanya, membeli gawai mahal bisa menjadi tidak sepadan jika kita tidak tahu tujuan membelinya. Atau sekadar membeli dengan tujuan konsumtif karena gengsi semata. Bukan apa-apa, pembelian yang tidak didasari tujuan yang kuat bisa saja berakhir pada tindakan pemborosan. Apalagi, jika membelinya tanpa mengecek kondisi keuangan terlebih dulu. Duh, lebih bahaya dan tak sepadan rasanya. Kita punya gawai mahal, tapi keuangan jadi berantakan.
Makanya, sebelum membeli pastikan dulu kemampuan kita untuk memiliki barang tersebut. Apakah sudah sesuai antara pemasukan dan pengeluaran? Atau justru terjadi pembengkakan dan memaksa diri untuk berutang? Tak bijak juga membeli gawai mahal dengan cara berutang. Khusunya jika gawai yang lama masih berfungsi dengan baik, dan tujuan pembelian hanya untuk tindakan konsumtif. Selain itu, membeli barang mahal juga bisa menjadi tidak worth the money jika gawai tersebut tidak bisa mejawab kebutuhan kita.
