Belum lama ini simbol koma (;) tengah ramai jadi perbincangan. Hal ini bermula dari perseteruan antara semicolon alias titik seorang TikTokers, Ali Hamzah, dengan netizen bernama akun Jiaa, yang diketahui adalah seorang remaja perempuan berusia 13 tahun. Saat itu, Jiaa yang menggunakan foto profil titik koma pada akun TikToknya mengomentari konten Ali dengan kata yang dianggapnya kasar. Ali yang tak terima menanggapi balik dengan komentar: “Masih kecil udah pakai semicolon. Seberat apa hidup lo?” Penting diketahui, semicolon adalah simbol bagi orang yang memiliki masalah kesehatan mental dan sedang berjuang sembuh.
Saat kasus ini viral, ibu dari Jiaa alias Zia mengonfirmasi bahwa memang belum ada diagnosis pasti soal kesehatan mental sang anak, yang membuatnya memakai lambang tersebut. Sang ibu baru melihat adanya gejala yang mengarah pada gangguan mental, khususnya setelah kasus ini viral. Jiaa dikabarkan lebih sering murung dan menyayat tangannya. Sebagai orangtua, tentu kita merasa sedih, prihatin, miris.
Rentan Sejak Usia 10 Tahun. Kasus ini memperlihatkan pada kita, bahwa bukan hanya orang dewasa yang bisa terganggu mentalnya anak-anak pun sama. Sayangnya, masalah kesehatan mental anak masih sering dianggap tak penting atau bahkan dianggap tidak ada. Orang sering kali malah nyinyir, “Masih kecil sudah stres, emang dia sudah mengalami apa?” Apalagi tampak tidak ada peristiwa besar yang terjadi dalam hidupnya. Sebagian orangtua pun kadang telat menyadari kondisi mental anak yang bermasalah.
“Beberapa pasien yang datang pada saya, ada yang datang tanpa sepengetahuan orangtuanya. Melakukan konsultasi psikologis tidak didampingi oleh orangtua, dan usianya masih remaja. Karena memang orangtuanya juga tidak menganggap ini sebagai sesuatu hal yang serius. Enggak banyak, tapi memang ada,” ungkap Ayoe Sutomo, M.Psi, Psikolog, psikolog anak, remaja, dan keluarga.
