Sejak jadi penggemar drakor. Selama pandemi, hampir semua judul yang saya tonton My Love from the Star, saya resmi ternyata juga jadi serial popular. Kayak Crash Landing on You (CLOY), It’s Okay to Not be Okay, Vincenzo, sampai yang baru saja tamat, Hometown Cha-Cha-Cha. Tiap nonton pasti mewekmewek, tersipu-sipu, sampai kepo dengan gaya berpakaian mereka.
Bahkan dulu teman saya pernah sampai komentar, “Ah, kalau aja pacar gue tuh kalau kita lagi ribut, dia bisa tenangin gue dengan narik tangan, meluk kencang, sambil bilang, saranghae. Kayak para oppa di drakor gitu.” Nah, kan! Mungkin Sahabat NOVA juga pernah punya pemikiran yang sama? Haha.
Meski begitu, ada dua drakor yang saya enggan nonton: The World of the Married dan Nevertheless. Karena saya enggak suka cerita soal perselingkuhan dan/atau HTS (hubungan tanpa status) yang didramatisir. Rasanya bikin gemas karena mau saja si karakter perempuan dimanipulasi dan diperlakukan seenak-enaknya sama pasangannya. Amit-amit deh terjadi sama kita. Kadang tanpa sadar, emosi dan cara pikir kita jadi terbawa serial dan film yang kita tonton. Iya, kan?
Kita jadi membandingkan antara mimpi hidup ala dunia K-drama dengan realita. Seperti cerita teman saya di atas. Padahal, aigo…itu semua polesan manis di layar TV. Akan ada masanya juga pasangan saling bosan. Mungkin kalau CLOY diperpanjang sampai 50 episode, keluar juga masalah itu! Kalau saja sampai terjadi, Kapten Ri dan Yoon Se-ri bisa baca halaman “Anda dan Pasangan” di NOVA minggu ini, hehe.
Cinta Go Moon Young dan Moon Gang-te juga fantastis. Tapi dengan kebiasaan Moon Young yang mudah menghancurkan barangbarang, versi kehidupan nyata yang bijak adalah bahwa pasangan semacam ini perlu upgrade asuransi jadi yang mampu cover banyak hal. Seperti yang dijelaskan di rubrik “Pintar Atur Uang”. Sebagai perempuan yang berani dan mandiri, ada banyak hal yang kita harus tahu dan siapkan agar bisa bahagia menjalani hari. Terhanyut sama cerita K-drama boleh, tapi ketika kembali ke kehidupan nyata, semoga kita tak hanya mengandalkan “para oppa”, ya.
Salam hangat, Indira Dhian Saraswaty