Tampilkan di aplikasi

Salah kaprah ganja medis, bukan berarti boleh tanam ganja di rumah

Tabloid NOVA - Edisi 1796
22 Juli 2022

Tabloid NOVA - Edisi 1796

Istilah ganja medis bikin bingung. Sampai ada yang ingin jadi petani ganja jika lolos dilegalkan. Memang apa sebenarnya ganja medis yang viral itu?

NOVA
Si kecil mulai demam saja kita bisa panik dan khawatir, apalagi kalau sampai alami sakit yang sulit diobati. Runtuh hati dan jiwa ibu. Rasa perih dan pilu itulah yang dialami Santi Warastuti, ibu rumah tangga asal Sleman, Yogyakarta, sejak tujuh tahun yang silam. Kala itu sang putri kecilnya, Pika Sasikirana, didiagnosis dokter mengalami penyakit serius cerebral palsy.

Secara singkat, cerebral palsy adalah penyakit kerusakan fungsi saraf otak yang membuat penderitanya mengalami gangguan fungsi motorik otak dan sebagian anggota tubuh lumpuh. Yang bikin sedih, Pika dulu adalah anak yang sehat. Pada 25 September 2008, Pika lahir cukup bulan dengan berat 3,4 kilogram, lalu dua bulan sudah bisa tengkurap. Semua tampak normal. Sayangnya, sejak Pika masuk usia TK, Santi mulai merasakan tanda-tanda gangguan kesehatan yang tak biasa pada buah hatinya.

“Dia mulai sering sakit di sekolah. Jadi sering muntah, sering kayak pingsan. Istirahat sehari-dua hari, lalu biasa lagi. Itu beberapa kali sampai kemudian muncul kejang. Nah, saat kejang itu kita juga bawa ke dokter spesialis saraf anak. Waktu itu awalnya didiagnosis epilepsi karena kejang tanpa demam, dan sejak saat itu Pika minum obat kejang,” cerita Santi secara eksklusif saat dihubungi NOVA.

Cerita Ibu Santi

Santi menuturkan bahwa sejak sakit di tahun 2015 lalu itu dan dipastikan menderita cerebral palsy, Pika sudah meminum obat kejang. Namun salah satu obat kejang yang ia konsumsi, yaitu fenobarbital, sempat membuat Pika alergi. Mulai dari ruam merah di badan, bibir pecah-pecah, hingga sariawan parah.

“Akhirnya diganti phenytoin, asam valproat, dan karbamazepin. Pika mengonsumsi tiga obat kejang. Tapi akhir bulan kemarin, sebelum saya berangkat ke Jakarta, saya kan kontrol ke dokter rutin. Itu perutnya Pika merah-merah, timbul ruam-ruam merah, dan itu ternyata karena konsumsi karbamazepin dalam jangka waktu panjang,” jelas Santi.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI