Tampilkan di aplikasi

Bercanda menakut-nakuti, bisa ganggu kesehatan mental anak

Tabloid NOVA - Edisi 1800
19 Agustus 2022

Tabloid NOVA - Edisi 1800

Lihat ekspresi anak yang ketakutan, kadang-kadang menghibur. Tapi siapa sangka hal itu memberikan efek buruk?

NOVA
Saat ini film horor bisa dibilang sedang tren dan jadi salah satu tontonan favorit di Indonesia. Dari sana muncul juga, nih, Sahabat NOVA tren di media sosial yang menggunakan suara horor untuk menakut-nakuti anak kecil. Yang sering dilakukan, orang menaruh kamera ponsel untuk merekam di dalam kamar, kemudian meninggalkan anak sendiri di kamar dengan pintu tertutup. Saat anak sendiri, disetel suara horor.

Responsnya tentu saja anak ketakutan. Ada yang berteriak, menangis, bahkan gulingguling, meskipun ada juga yang malah ikut tertawa ketika mendengar suara ala kuntilanak. Terkesan sepele, tapi tak jarang rasa takut yang dialami anak sangat nyata dan serius, bahkan sampai membuat si kecil mengalami mimpi buruk.

Lantas, sebenarnya boleh enggak, sih, kita bercanda seperti ini kepada anak-anak? “Tidak boleh!” dengan tegas Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog, psikolog anak dan remaja dari Tiga Generasi menyampaikan. Muncul Hormon Kortisol. “Pada saat ditakut-takuti, otak anak akan memproduksi banyak hormon kortisol, yakni hormon yang keluar pada saat individu berada dalam kondisi yang enggak rileks, penuh ketakutan, dan stres,” kata Ayoe.

Hal tersebut tentunya tidak baik untuk tumbuh kembang si kecil, bahkan bisa berdampak pada sistem imun tubuh anak. Jika sinyal cemas ini terus aktif, anak akan merasakan ketakutan dan cemas secara terus menerus. Pada akhirnya anak merasa tidak aman atas lingkungan sekitarnya.

“Efeknya si kortisol berpengaruh terhadap sistem imun, membuat otak yang bagian cemas itu terbiasa untuk terus menyala, membuat (anak) terus dipenuhi rasa takut dan cemas,” jelas Ayoe. Padahal perasaan aman, adalah salah satu perasaan yang fundamental yang harus ada pada anak, baik secara fisik maupun emosional.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI