Ingat Punya Anak, atau Engga, Sih?
Kata-kata di atas kalau dilontarkan ke seseorang, terdengar kasar ya, Sahabat NOVA? Menurut saya juga begitu. Tapi kalau diingat-ingat, cukup sering saya mendengarnya. Jadi making sering beberapa bulan terakhir, garagara kasus Ferdy Sambo, yang tersambung dengan Putri Candrawathi, lalu membawabawa kasus lama alm. Vanessa Angel dan Angelina Sondakh. Soal kasus yang menasional tadi, selain mendengar langsung, saya juga membaca di barisbaris komentar media sosial.
Perkara netizen, Sahabat NOVA tahu sendiri, ketikannya bisa tega nian. Hal ini membuat saya jadi benar-benar berpikir lebih dalam. Apa para orang dewasa, orangtua, sadar bahwa perbuatan mereka bisa berefek pada anaknya? Saat emosi mengambil alih akal sehat, norma, dan aturan, apakah mereka memikirkan apa yang mungkin harus ditanggung oleh buah hatinya?
Seorang kenalan yang ayahnya pernah dibui mengakui bahwa menyandang nama keluarga menjadi hal yang pahit. “Gue enggak mau jadi anaknya. Gue malu, jadi gue ganti nama.” Bila Sahabat NOVA mengalami, atau jadi tante / nenek seseorang dengan cerita yang sama, rubrik “Anda dan Anak” minggu ini bisa jadi bacaan menarik. Lalu, kalau Sahabat NOVA pernah merasa melemparkan pertanyaan seperti judul di atas, yuk kita kritis sama diri sendiri dari hal yang sederhana.
Apa kita pernah melakukan tindakan atau mengatakan sesuatu yang kasar dan merendahkan orang lain? Kalau ada, apakah Anda sendiri ingat anak ketika melakukannya? Jangan sampai mereka kena efek perbuatan buruk Anda, lalu malu sama ibunya. Ah, jauh-jauh lah kita dari hal semacam itu ya, Sahabat NOVA. Lebih baik kita pintarpintar atur emosi. Mencegah dan tidak sampai harus mengobati.
Salam hangat, Indira Dhian Saraswaty