Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Aliran-Aliran Filsafat Islam

Mu'tazilah, Asy'ariyyah, Maturidyyah, Thahawiyyah, Zhahiriyyah, Ihwan al-Shafa

1 Pembaca
Rp 35.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 105.000 13%
Rp 30.333 /orang
Rp 91.000

5 Pembaca
Rp 175.000 20%
Rp 28.000 /orang
Rp 140.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Perkembangan pemikiran filsafat Islam modern memang telah mangalami lompatan besar dikarenakan persinggungannya dengan pemikiran-pemikiran di luar Dunia Islam. Tapi, semua pemikiran tidaklah berdiri tanpa akar yang sudah ada. Karena itu, menelaah aliran-aliran filsafat Islam klasik bukanlah suatu kesia-siaan, bahkan sebagai kewajiban bagi mereka yang mendalami pemikiran islam.

Tak banyak buku yang membahas persoalan besar aliran-aliran filsafat dalam Islam dengan cukup cermat dan detil. M.M. Sharif, sebagai editor buku ini, mengumpulkan beberapa penulis terkemuka membahas masalah ini untuk menjawab tantangan itu. Buku Aliran-aliran Filsafat Islam ini berisi tulisan tentang aliran Mu’tazilah yang ditulis oleh Mir Valiuddin, M.A., Ph.D; aliran Asy’ariyah oleh Abdul Hye, M.A.; aliran Maturidiyyah dan aliran Thahawiyyah oleh A.K.M. Ayyub Ali, M.A., Ph.D; aliran Zahiriyyah dan Ikhwan al-Shafa oleh Omar Farrukh Ph.D.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: M.M. Sharif, M.A. (ed.)
Editor: Mathori A Elwa

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503865
Terbit: November 2017 , 233 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Perkembangan pemikiran filsafat Islam modern memang telah mangalami lompatan besar dikarenakan persinggungannya dengan pemikiran-pemikiran di luar Dunia Islam. Tapi, semua pemikiran tidaklah berdiri tanpa akar yang sudah ada. Karena itu, menelaah aliran-aliran filsafat Islam klasik bukanlah suatu kesia-siaan, bahkan sebagai kewajiban bagi mereka yang mendalami pemikiran islam.

Tak banyak buku yang membahas persoalan besar aliran-aliran filsafat dalam Islam dengan cukup cermat dan detil. M.M. Sharif, sebagai editor buku ini, mengumpulkan beberapa penulis terkemuka membahas masalah ini untuk menjawab tantangan itu. Buku Aliran-aliran Filsafat Islam ini berisi tulisan tentang aliran Mu’tazilah yang ditulis oleh Mir Valiuddin, M.A., Ph.D; aliran Asy’ariyah oleh Abdul Hye, M.A.; aliran Maturidiyyah dan aliran Thahawiyyah oleh A.K.M. Ayyub Ali, M.A., Ph.D; aliran Zahiriyyah dan Ikhwan al-Shafa oleh Omar Farrukh Ph.D.

Pendahuluan / Prolog

Aliran Mu'tazilah
Aliran Mu‘tazilah lahir setelah zaman para Sahabat Nabi. Benihnya mulai nampak kira-kira dua abad setelah hijrahnya Nabi ke Madinah. Di sepanjang sejarahnya Mu‘taziliyyah adalah kaum rasionalis. Mereka percaya bahwa arbiter bagi segala yang diwahyukan mesti akal teoretis.

Mengapa Mu‘taziliyyah itu dinamai demikian? Alkisah, suatu hari Imâm Hasan al-Bashri memberikan pelajaran kepada murid-muridnya di sebuah masjid. Sebelum pelajaran selesai ada seorang murid yang tampil dan bertanya kepada sang Imâm dengan pernyataan demikian: “Kini, di zaman kita ini, muncul sebuah sekte1 yang para penganutnya berpendapat bahwa pelaku dosa besar adalah kafir dan berada di luar atau keluar dari Islam.

Namun ada lagi kelompok lain2 tampil memberikan harapan keselamatan bagi pelaku dosa besar itu. Mereka ini berpendapat, bahwa, dosa besar tersebut tidak akan melebur akidah, tidak mengakibatkan mukmin menjadi kafir. Bahkan menurut mereka, amal sama sekali bukan bagian dari iman dan mereka berpendapat lagi bahwa sebagaimana shalat pun tidak ada gunanya bagi yang kafir, maka demikian pula dosa tidak akan mampu melebur keimanan seorang mukmin. Jadi, bagaimana pendapat tuan guru, manakah yang benar dan keyakinan manakah yang harus kami ikuti?”

Tatkala Imâm Hasan al-Bashri mau mengemukakan jawabannya untuk pertanyaan tersebut, bangkitlah seorang murid berleher panjang sekali seraya katanya: “Pelaku dosa besar (dari umat Islam) tidaklah menjadi kafir murni dan tidak pula menjadi mukmin sejati, melainkan berada di antara kekafiran dan keimanan posisi tengah-tengah (manzilah bain al-manzilatain).”

Setelah selesai bicara lalu dia pindah tempat duduknya ke pojok masjid yang lainnya dan menjelaskan keyakinannya itu kepada orang-orang lain.3 Orang ini adalah Wâshil b.‘Atha’. Sang Imâm Hasan al-Bashri sempat menolehnya dan berkata, “I’tazala ‘annâ,” artinya, “Dia memisahkan diri dari kita.” Sejak masa itulah Wâshil dan para pengikutnya disebut al-Mu‘tazilah, mereka yang memisahkan diri.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab 1 Aliran Mu'tazilah
     A. Paham Umum Aliran Mu‘tazilah
     B. Beberapa Tokoh Mu‘tazilah
Bab 2 Aliran Asy'ariyyah
     A. Riwayat Hidup dan Karya-Karya Imâm Asy‘arî
     B. Teologi Asy‘ariyyah
     C. Prinsip-prinsip Dasar Teologi Asy‘ariyyah
Bab 3 Aliran Maturidiyyah
     A. Riwayat Hidup dan Karya-Karya al-Mâturîdi
     B. Metode al-Mâturîdi
     C. Kritik al-Mâturîdi terhadap Mu‘tazilah
     D. Sistem Pemikiran al-Mâturîdi
Bab 4 Aliran Thahawiyyah
     A. Riwayat Hidup dan Karya al-Thahâwi
     B. Hakikat Iman
     C. Dzat dan Sifat-sifat Allah
     D. Kesimpulan
Bab 5 Aliran Zahiriyyah
     A. Latar Belakang
     C. Mazhab Zhâhiri di Spanyol
     D. Zhâhirisme setelah Ibn Hazm
Bab 6 Ikhwan Al-Shafa
     A. Pendahuluan
     B. Sistem dan Teori-Teori
Indeks