Buku berjudul Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal ini mendeskripsikan unsur-unsur konstruktif yang membingkai potret kultural "nusantara" atau yang menjejaki fakta-fakta historikal bertumbuhkembangnya kearifan Iokal Melayu dari dua bangsa serumpun; Indonesia dan Malaysia. Meskipun deskripsi itu tidak utuh dalam pengertian kultural dan historis, tetapi pendekatan filosofis, sebagaimana terwakili oleh istilah "filsafat" yang digunakan di depan kata "nusantara" menegaskan buku ini berisi hasil kajian yang memberikan pemahaman mendalam tentang esensi kenusantaraan dan kearifan lokal Indonesia-Malaysia. Deskripsi kultural historis dan kajian filosofis yang kental menghiasi latar pemikiran para penulis, dengan kata lain menunjukkan bahwa kajian dalam buku ini tidak saja menggunakan langkah-langkah ilmiah yang objektif, metodis, dan sistematis, tetapi juga menggunakan pemikiran reflektif mendalam terkait nusantara dan kearifan lokal.
Keberadaan filsafat nusantara dan kearifal lokal Indonesia dan Malaysia diketahui umum terbentang secara horizontal dalam dua budaya bangsa serumpun yang disebut sebagai kebudayaan Melayu atau identitas kemelayuan. Beberapa hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti atau penulis dan peminat studi Melayu lainnya menunjukkan bahwa identitas kemelayuan adalah sebuah unit historis dan diakui sebagai entitas hidup di "Dunia Melayu" sampai hari ini. Berdasarkan konsep "Melayu" itu, maka istilah "keserumpunan" yang selalu menyertai rekognisi kita saat menyebutkan Indonesia dan Malaysia, bukanlah nama suatu kerajaan tertentu, melainkan suatu dunia yang disebut "Alam Melayu" atau "Peradaban Melayu." Sama dengan kajian filsafat nusantara dan kearifan lokal dalam buku ini, kesadaran identitas "kemelayuan" diintrodusir melampaui batas-batas politik negara, dan karena itu selalu terbuka untuk dikonstruksi ulang.
Buku berjudul Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal ini mendeskripsikan unsur-unsur konstruktif yang membingkai potret kultural “nusantara” atau yang menjejaki fakta-fakta historikal bertumbuhkembangnya kearifan lokal Melayu dari dua bangsa serumpun; Indonesia dan Malaysia. Meskipun deskripsi itu tidak utuh dalam pengertian kultural dan historis, tetapi pendekatan filosofis, sebagaimana terwakili oleh istilah “filsafat” yang digunakan di depan kata “nusantara” menegaskan buku ini berisi hasil kajian yang memberikan pemahaman mendalam tentang esensi kenusantaraan dan kearifan lokal Indonesia- Malaysia. Deskripsi kultural historis dan kajian filosofis yang kental menghiasi latar pemikiran para penulis, dengan kata lain menunjukkan bahwa kajian dalam buku ini tidak saja menggunakan langkah-langkah ilmiah yang objektif, metodis, dan sistematis, tetapi juga menggunakan pemikiran reflektif mendalam terkait nusantara dan kearifan lokal.
Keberadaan filsafat nusantara dan kearifal lokal Indonesia dan Malaysia diketahui umum terbentang secara horizontal dalam dua budaya bangsa serumpun yang disebut sebagai kebudayaan Melayu atau identitas kemelayuan. Beberapa hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti atau penulis dan peminat studi Melayu lainnya menunjukkan bahwa identitas kemelayuan adalah sebuah unit historis dan diakui sebagai entitas hidup di “Dunia Melayu” sampai hari ini. Berdasarkan konsep “Melayu” itu, maka istilah “keserumpunan” yang selalu menyertai rekognisi kita saat menyebutkan Indonesia dan Malaysia, bukanlah nama suatu kerajaan tertentu, melainkan suatu dunia yang disebut “Alam Melayu” atau“Peradaban Melayu.” Sama dengan kajian filsafat nusantara dan kearifan lokal dalam buku ini, kesadaran identitas “kemelayuan” diintrodusir melampaui batas-batas politik negara, dan karena itu selalu terbuka untuk dikonstruksi ulang.
Berdasarkan pengantar singkat tersebut, buku hasil kerja sama Universitas Gadjah Mada dengan Universiti Putra Malaysia ini penting dibaca, tidak saja oleh peminat kajian filsafat nusantara dan kearifan lokal, tetapi juga oleh berbagai kalangan dari berbagai latar belakang bidang keilmuan.
Yogyakarta, September 2021
M. Mukhtasar Syamsuddin
Ahmad Faathin Mohd Fadzil - Ahmad Faathin Mohd Fadzil ialah Felo Pengajar di Jabatan Pengajian Kenegaraan dan Ketamadunan, Fakulti Ekologi manusia, Universiti Putra Malaysia. Beliau menerima Ijazah Sarjanamuda Pengajian Islam dengan Kepujian (Pengajian Arab dan Tamadun Islam) di Universiti Kebangsaan Malaysia. Kemudian, beliau menyambung pengajian Sarjana Pengajian Islam di institusi yang sama dalam bidang historiografi Islam dengan pengkhususan terhadap karya ulama Melayu. Bidang kepakaran beliau ialah dalam bidang historiografi dan falsafah sejarah Islam, manakala minat penyelidikan adalah dalam bidang sejarah dan tamadun Islam, kajian tokoh dan karya Islami, pengajian Islam serta sejarah dan tamadun Islam di Alam Melayu. Beliau banyak terlibat dengan penyelidikan, penulisan dan pembentangan kertas kerja di sama ada di peringkat kebangsaan mahupun di peringkat antara bangsa. Email: faathin.fadzil@upm.edu.my.
Aiza Maslan - Aiza Maslan @ Baharudin merupakan pensyarah kanan di Bahagian Falsafah dan Tamadun, Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan, Universiti Sains Malaysia. Beliau mendapat Ijazah Sarjana Muda dalam bidang Ilmu Wahyu dan Warisan Islam dari Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, Ijazah Sarjana dalam bidang Pengajian Ketamadunan dan Ijazah Doktor Falsafah dalam bidang Sejarah dan Tamadun Islam dari Universiti Malaya.
Bidang pengkhususan beliau ialah Sejarah dan Tamadun Islam, sejarah sosio-budaya dan pensejarahan Malaysia. Penulisan dan penyelidikan beliau banyak memfokuskan tentang sejarah haji orang Melayu dan penghijrahan masyarakat Banjar. Email: aiza@usm.my.
Arqom Kuswanjono - Arqom Kuswanjono (Ph.D.), lahir di Klaten pada tanggal 30 Mei 1970, saat ini bekerja sebagai dosen di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada. Keahlian yang ditekuni saat ini adalah Filsafat Agama, Filsafat Ketuhanan, Filsafat Perennial, Agama dan Sains, dan Pancasila.
Farid Mustofa - Farid Mustofa is a lecturer of the Department of Philosophy of Religion, Faculty of Philosophy, Universitas Gadjah Mada (UGM). He is graduated from the Faculty of Philosophy of Universitas Gadjah Mada and at the same time graduated from the Faculty of Islamic Law (Syariah), Islamic State University (UIN) Sunan Kalijaga. He continued his study in the University of Leipzig in 2009.
Imam Wahyudi M.Hum. - Imam Wahyudi M.Hum. lahir di Blora, 29 Maret 1962, pendidikan sarjana dan magister di Fakultas Filsafat UGM. Ampuan: Epistemologi, Filsafat Ilmu, Filsafat Teknologi, Pendidikan Pancasila. Riwayat: Menjadi dosen tahun 1986 – hingga sekarang. Pernah menjadi Ketua Departemen Filsafat Timur, Ketua Departemen Filsafat Ilmu. Menjadi Wakil Dekan Bidang Akademik. Karya Ilmiah: 24 penelitian([2021] Epistemologi Pandemi, [2020] Pandangan Epistemologi Dalam Realisme Kritis Roy Bhaskar, [2018] Pengetahuan Intuitif Minangkabau Tinjauan Epistemologi, [2018] Makna Demokrasi Teknologi Menurut Andrew Feenberg, [2017] Rumah Nuwou Sesat (Adat Lampung) dalam Perspektif Filsafat Teknolog).
4 jurnal ([2 April 2021] Epistemic Fallacy Menurut Roy Bhaskar, [21 Agustus 2020] Metafisika Mediasi Teknologis: Kritik Atas Filsafat Teknologi Klasik, [2017] Epistemologi Dalam Mistik Intuitif Taoisme), [2004] Refleksi tentang Kebenaran Ilmu), 5 buku ([2013] Keris: Telaah Metafisika dan Epistemologi, [2010] Filsafat Ilmu: Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, [2006] Pengantar Epistemologi, [2008] Dasar-dasar Filsafat Teknologi, [2007] Epistemologi Timur). Email: imamfil@ugm.ac.id
Sri Rahayu Ismail - Sri Rahayu Ismail ialah pensyarah di Jabatan Pengajian Kenegaraan dan Ketamadunan, Fakulti Ekologi Manusia, Universiti Putra Malaysia. Beliau mendapat pendidikan B.A (Hons) dalam bidang Bahasa Melayu dan M.A (Pengajian Peradaban) dari Universiti Malaya. Penulisan beliau diterbitkan dalam bab dalam buku, jurnal, prosiding, juga modul. Beliau juga terlibat dalam pelbagai bentuk penyelidikan dalam bidang peradaban meliputi aspek sosio-budaya dan etnisiti. Email: sri@upm.edu.my.
Sri Yulita Pramulia Panani - SRI YULITA PRAMULIA PANANI, dosen di Fakultas Filsafat UGM. Menyelesaikan Program Sarjana dan Master Bidang Ilmu Filsafat di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada. Minat kajian pada etika, bioetik, dan sejarah filsafat Barat. E-mail: sriyulita@ mail.ugm.ac.id.
Zaid Ahmad - Zaid Ahmad adalah penyandang kursi Profesor dalam bidang Falsafah dan Pengajian Tamadun di Fakulti Ekologi Manusia, Universiti Putra Malaysia. Sejak tahun 1987, beliau adalah ahli akademik dan telah memberi syarahan dan ceramah termasuk ucaptama di pelbagai seminar dan konferensi dalam bidang kepakarannya termasuk sains kemanusiaan, sains sosial, sejarah, tamadun, etika, dan lain-lain. Pada 2009, beliau mewakili Malaysia dalam Mesyuarat Peringkat Tinggi UNESCO (UNESCO High Level Meeting) mengenai Pengajaran Falsafah di institusi pengajian tinggi Asia dan Pasifik di Manila, Filipina. Beliau juga adalah narasumber bagi Institut Antarabangsa Pemikiran Islam (IIIT) mengenai epistemologi dan pendidikan. Antara karya utama beliau adalah The Epistemology of Ibn Khaldun (cetakan 2003, 2007, 2010), London & New York: Routledge.
Email: zaid_a@upm.edu.my.