Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Perempuan vs Perempuan

Realitas Gender, Tayangan Gosip dan Dunia Maya

1 Pembaca
Rp 29.000 15%
Rp 24.650

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 73.950 13%
Rp 21.363 /orang
Rp 64.090

5 Pembaca
Rp 123.250 20%
Rp 19.720 /orang
Rp 98.600

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Small is Beautiful, adalah sebuah ungkapan dari Shoemacher yang tepat untuk menggambarkan sebuah aktivitas kecil, tetapi sangat bermanfaat. Sebuah aktivitas yang timbul dari mata air kecerdasan sosial atau social intelligence .

Kecerdasan seperti ini merupakan salah satu di antara banyak kecerdasan yang dimiliki perempuan yang mengandung dimensi nilai yang tak terhingga kadarnya. Gagasan konsep social intelligence ini menetes dari bulir-bulir kepedulian, keberanian berkorban, cinta kasih terhadap sesama, dan kerelawanan yang luar biasa dalam konteks sosial.

Kecerdasan sosial bisa muncul ketika kita melihat peristiwa kekerasan terhadap seorang perempuan bisa kebetulan tetangga kita dari lingkungan domestiknya, kemudian kita terdorong untuk menolong, bahkan melindunginya

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Ellys Lestari Pambayun
Editor: Agus Salim

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503179
Terbit: Januari 2009 , 161 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Small is Beautiful, adalah sebuah ungkapan dari Shoemacher yang tepat untuk menggambarkan sebuah aktivitas kecil, tetapi sangat bermanfaat. Sebuah aktivitas yang timbul dari mata air kecerdasan sosial atau social intelligence .

Kecerdasan seperti ini merupakan salah satu di antara banyak kecerdasan yang dimiliki perempuan yang mengandung dimensi nilai yang tak terhingga kadarnya. Gagasan konsep social intelligence ini menetes dari bulir-bulir kepedulian, keberanian berkorban, cinta kasih terhadap sesama, dan kerelawanan yang luar biasa dalam konteks sosial.

Kecerdasan sosial bisa muncul ketika kita melihat peristiwa kekerasan terhadap seorang perempuan bisa kebetulan tetangga kita dari lingkungan domestiknya, kemudian kita terdorong untuk menolong, bahkan melindunginya

Pendahuluan / Prolog

Woman Social Responsibility
Tampaknya tindakan tersebut sangat sepele, tetapi berimplikasi sangat luas. Bagaimana tidak? Per tolong an kita walaupun dalam lingkup domestik, namun dampaknya akan sangat luas secara sosial. Salah satu nya kita berarti telah menegakkan hukum atau undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Begitu pula, sebagai makhluk sosial berarti kita sudah menunaikan fitrah tersebut dalam wujud kepedulian ( awareness ) dan rasa tanggung jawab ( responsibility ) terhadap sesama. Bukankah sebuah hadis menyatakan, “ Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain?"

Setiap perempuan pasti memiliki kepedulian dan keikhlasan berbagi, setidaknya dalam hati nurani yang paling dalam. Kenyataannya, kepedulian dan keikhlasan itu hanya bisa dirasakan dan sulit dimengerti. Tapi, ada energi yang kuat yang tiba-tiba mengaliri darah perempuan saat kecerdasan sosialnya tersentuh.

Kecerdasan sosial bisa hilang dan timbul atau fluktuatif secara berbeda pada setiap perempuan sesuai dengan naluri kemanusiaannya, tapi dapat meledak dalam himpunan perempuan yang memiliki kekuatan dalam kepedulian dan kerelawanan sosial yang luar biasa.

Kecerdasan sosial ini akan tumbuh secara alamiah bila ada perasaan senasib yang berkembang dari lingkungan, kebudayaan, psikologis, dan pandangan terhadap kehidupan perempuan yang terakumulasi dan menghendaki muara yang tepat untuk mereka aliri.

Realitas kehidupan yang keras dan tak menentu di masa lalu perempuan kini mengalir bersama menuju arus masa depan. Gairah kepedulian itu terus tumbuh untuk meng - gapai masa depan yang cerah, kebebasan, dan kemandirian yang utuh. Jadi, Woman Sosial

Responsibility adalah panggilan hati nurani perempuan, namun rasional untuk berbuat keba - jik an kepada perempuan dan anak-anak melalui aktivitas yang riil, bermanfaat, dan tulus sehingga tercipta suatu tatanan kehidupan perempuan yang terpadu, bermasa depan cerah, bermartabat, dan cerdas

Daftar Isi

Sampul
Tentang Penulis
Daftar Isi
Satu Realitas Gender
     Woman Social Responsibility: Sebuah Kecerdasan Sosial Perempuan dalam RuangTransformasional danKomunikasi Partisipatif
          Akar Permasalahan
          Menuju Kesadaran Woman SocialResponsibility
          Jejak Alur Pemikiran Woman Social Responsibility
          Model Transformasi Buat WSR
          Wilayah Komunikasi Partisipatif
     Perempuan Vs Perempuan: Fenomena Gunung Es dalam Krisis Masa Depan Gender
          Strategi Pembinaan Program Woman Sosial Responsibility
          Ambivalensi Pemikiran Perempuan
          Menyelami Kasus Konflik Antar perempuan
          Male Chauvinist Pigs
          Memecah Gunung Es
Dua Realitas Media
     Tayangan Gosip: Antara Kesenangan vs Perlawanan Perempuan
          Perempuan Sebagai Game Playing Audiences
          Perempuan Sebagai Game Playing Producers
          Gosip Sebagai Perlawa nan Perempuan
     Berahi Maya: Mengintip Perempuan di Cyberporn
          Menjejaki Alur Pemikiran Barangkali suatu pendekatan kritis
          Jendela Kritis
          Pusaran Politik Ekonomi
          Kritik dan Kegalauan Feminis terhadap Dunia Maya
          Wacana Pornografi di Dunia Maya antara Penikmat , Pembuat dan Pengamat
Tiga Realitas Organisasi
     Perempuan Mandiri, Perempuan yangTransformatif
          Memecah Glass Ceiling
          Kepemimpinan Transformasional
          Sumber-sumber Kekuatan Perempuan
          Menjadi Perempuan yang Berbeda
     Velvet Ghetto: Perempuandan Warna Diskriminatif Dunia Public Relations
          Extensive Housewives
          Velvet Ghetto: Diskriminasi dalam Dunia Kerja
          Teropong Feminis Politik Ekonomi
          Mengubah Paradigma
     Kepemimpinan, Refleksi Kritis: Mitos atau Realitas?
          Bingkai Kritis dalam Kepemimpinan
          Bukan Akal Instrumenta l
          Berani Berubah
          Kapasitas Refleksi Kritis
          Participant Related
     Kemiskinan dan Wajah“Proyek” Pemberdayaan
          Program Praktis atau Praksis?
          Wajah “Agensi” Pemberdayaan
Daftar Pustaka