Ikhtisar
Small is Beautiful, adalah sebuah ungkapan dari Shoemacher yang tepat untuk menggambarkan sebuah aktivitas kecil, tetapi sangat bermanfaat. Sebuah aktivitas yang timbul dari mata air kecerdasan sosial atau social intelligence .
Kecerdasan seperti ini merupakan salah satu di antara banyak kecerdasan yang dimiliki perempuan yang mengandung dimensi nilai yang tak terhingga kadarnya. Gagasan konsep social intelligence ini menetes dari bulir-bulir kepedulian, keberanian berkorban, cinta kasih terhadap sesama, dan kerelawanan yang luar biasa dalam konteks sosial.
Kecerdasan sosial bisa muncul ketika kita melihat peristiwa kekerasan terhadap seorang perempuan bisa kebetulan tetangga kita dari lingkungan domestiknya, kemudian kita terdorong untuk menolong, bahkan melindunginya
Pendahuluan / Prolog
Woman Social Responsibility
Tampaknya tindakan tersebut sangat sepele, tetapi berimplikasi sangat luas. Bagaimana tidak? Per tolong an kita walaupun dalam lingkup domestik, namun dampaknya akan sangat luas secara sosial. Salah satu nya kita berarti telah menegakkan hukum atau undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Begitu pula, sebagai makhluk sosial berarti kita sudah menunaikan fitrah tersebut dalam wujud kepedulian ( awareness ) dan rasa tanggung jawab ( responsibility ) terhadap sesama. Bukankah sebuah hadis menyatakan, “ Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain?"
Setiap perempuan pasti memiliki kepedulian dan keikhlasan berbagi, setidaknya dalam hati nurani yang paling dalam. Kenyataannya, kepedulian dan keikhlasan itu hanya bisa dirasakan dan sulit dimengerti. Tapi, ada energi yang kuat yang tiba-tiba mengaliri darah perempuan saat kecerdasan sosialnya tersentuh.
Kecerdasan sosial bisa hilang dan timbul atau fluktuatif secara berbeda pada setiap perempuan sesuai dengan naluri kemanusiaannya, tapi dapat meledak dalam himpunan perempuan yang memiliki kekuatan dalam kepedulian dan kerelawanan sosial yang luar biasa.
Kecerdasan sosial ini akan tumbuh secara alamiah bila ada perasaan senasib yang berkembang dari lingkungan, kebudayaan, psikologis, dan pandangan terhadap kehidupan perempuan yang terakumulasi dan menghendaki muara yang tepat untuk mereka aliri.
Realitas kehidupan yang keras dan tak menentu di masa lalu perempuan kini mengalir bersama menuju arus masa depan. Gairah kepedulian itu terus tumbuh untuk meng - gapai masa depan yang cerah, kebebasan, dan kemandirian yang utuh. Jadi, Woman Sosial
Responsibility adalah panggilan hati nurani perempuan, namun rasional untuk berbuat keba - jik an kepada perempuan dan anak-anak melalui aktivitas yang riil, bermanfaat, dan tulus sehingga tercipta suatu tatanan kehidupan perempuan yang terpadu, bermasa depan cerah, bermartabat, dan cerdas
Daftar Isi
Sampul
Tentang Penulis
Daftar Isi
Satu Realitas Gender
Woman Social Responsibility: Sebuah Kecerdasan Sosial Perempuan dalam RuangTransformasional danKomunikasi Partisipatif
Akar Permasalahan
Menuju Kesadaran Woman SocialResponsibility
Jejak Alur Pemikiran Woman Social Responsibility
Model Transformasi Buat WSR
Wilayah Komunikasi Partisipatif
Perempuan Vs Perempuan: Fenomena Gunung Es dalam Krisis Masa Depan Gender
Strategi Pembinaan Program Woman Sosial Responsibility
Ambivalensi Pemikiran Perempuan
Menyelami Kasus Konflik Antar perempuan
Male Chauvinist Pigs
Memecah Gunung Es
Dua Realitas Media
Tayangan Gosip: Antara Kesenangan vs Perlawanan Perempuan
Perempuan Sebagai Game Playing Audiences
Perempuan Sebagai Game Playing Producers
Gosip Sebagai Perlawa nan Perempuan
Berahi Maya: Mengintip Perempuan di Cyberporn
Menjejaki Alur Pemikiran Barangkali suatu pendekatan kritis
Jendela Kritis
Pusaran Politik Ekonomi
Kritik dan Kegalauan Feminis terhadap Dunia Maya
Wacana Pornografi di Dunia Maya antara Penikmat , Pembuat dan Pengamat
Tiga Realitas Organisasi
Perempuan Mandiri, Perempuan yangTransformatif
Memecah Glass Ceiling
Kepemimpinan Transformasional
Sumber-sumber Kekuatan Perempuan
Menjadi Perempuan yang Berbeda
Velvet Ghetto: Perempuandan Warna Diskriminatif Dunia Public Relations
Extensive Housewives
Velvet Ghetto: Diskriminasi dalam Dunia Kerja
Teropong Feminis Politik Ekonomi
Mengubah Paradigma
Kepemimpinan, Refleksi Kritis: Mitos atau Realitas?
Bingkai Kritis dalam Kepemimpinan
Bukan Akal Instrumenta l
Berani Berubah
Kapasitas Refleksi Kritis
Participant Related
Kemiskinan dan Wajah“Proyek” Pemberdayaan
Program Praktis atau Praksis?
Wajah “Agensi” Pemberdayaan
Daftar Pustaka