Bergulirnya kembali Kejurnas Supersport 600 cc dalam ajang Indospeed Race Series (IRS) tentu membawa semangat tersendiri. Selain berusaha mendulang prestasi di kancah nasional, balapan Supersport 600 cc pun menjadi modal pembalap Tanah Air berkiprah di kompetisi internasional yang lebih tinggi. Sebut saja joki Tanah Air senior yang sudah dikenal luas di Asia dari kelas Supersport 600. Dimas Ekky Pratama, HA Yudhistira dan Andi Gilang dikenal kiprahnya di kelas Supersport 600 di ajang Asia Road Racing Championship (ARRC).
Kini di kancah nasional tak heran kelas kejurnas motor gede diklaim sebagai event paling bergengsi. Untuk itu ajang ini masih jadi primadona tim pabrikan seperti Astra Honda Racing Team (AHRT) menurunkan trio pembalap utama yang masih berusia di bawah 20 tahun. Mereka adalah Gerry Salim (18 tahun), Irfan Ardiansyah (16 tahun), dan Rheza Danica Ahrens (18 tahun). Ketiganya berhasil mendominasi podium di balapan kedua Kejurnas Superport 600 (27/3) di trek Sentul.
“Berkompetisi di Kejurnas Supersport ini menjadikan indikasi kami mempersiapkan pembalap muda untuk nantinya berkompetisi di Asia dan juga internasional. Mungkin seri ini mereka belum terbiasa dengan motor barunya. Sejalan waktu mereka bisa tampil kencang dan lebih percaya diri lagi di atas motor 600 cc,” beber Anggono Iriawan selaku Manajer Safety Riding dan Motorsport PT Astra Honda Motor (AHM).
Manfaat dari adaptasi ‘motor gede’ ini pun dirasakan Irfan Ardiansyah dan Rheza Danica yang baru pertama kali menggeber Honda CBR600RR ini. Bagi Irfan, kecepatannya tidak terlalu berbeda dengan Honda NSF250R yang ia gunakan di Asia Talent Cup (ATC). Namun secara bobot dan gaya balap, joki asal Semarang itu mengaku butuh adaptasi tersendiri. “Gaya balap dan teknik pengeremannya beda, meski kecepatannya mirip,” tutur Irfan optimis.
