Secara mobil, event rally cross ini tak beda dengan mobil reli seperti di WRC. Akan tetapi memang secara rute dan trayek yang jadi pembeda WRX dengan WRC. Rute atau trayek yang dijalani WRC itu terbuka. Start di satu tempat dan finish di tempat lainnya. Serta jarak yang yang jauh dan makan waktu. Sementara WRX itu berlangsung di trek tertutup (closed circuit) mirip dengan balap mobil turing, namun medan yang dilewati tidak hanya aspal ada juga gravel dan tanah sesuai keperluan. Hal yang membedakan lainnya adalah WRC kontestannya dilepas satu per satu, sementara WRX dibalapkan berbarengan dan yang tercepat melewati garis finish jadi juara. Perbedaan mencolok WRC dan WRX adalah peran navigator. Bila WRC ada navigatornya sedangkan WRX tidak.
Banting Setir Tidak sedikit pereli WRC yang beralih haluan mengikuti WRX. Seperti halnya Petter Solberg, juara dunia WRC 2003, yang membanting setir ikut WRX sejak 2014. Bahkan pereli Norwegia itu mencatatkan namanya sebagai juara dunia WRX 2014-2015. “Menilik mobilnya memang sama dengan WRC hanya berbeda di setting mobil karena medan WRX itu variatif dan serunya lagi duel dengan pembalap lain,” ujar Petter Solberg.
Tak hanya Solberg yang pilih WRX ketimbang WRC beberapa di antaranya; Sebastian Loeb (juara dunia WRC 9 kali), Francois Duval dan Timur Timerzyanov. Faktor biaya yang lebih terjangkau juga menjadi alasan kenapa pereli memilih ikut WRX ketimbang WRC. “Secara persiapan mobil dan logistik WRX lebih masuk akal ketimbang WRC. Serta faktor persaingan seru dan ketat karena berkompetisi berbarengan,” tukas Ken Block dari Amerika Serikat. Musim ini kejuaraan dunia WRX telah memasuki musim ketiga dan secara event telah berlangsung 5 seri dari total 12 putaran yang digelar. Mattias Ekstrom memimpin klasemen sementara pembalap kategori Supercar WRX.
