Tidak dipungkiri, Jaguar beberapa kali membuat masterpiece yang membuat dunia tercengang. Misal E-Type di tahun 1960-an, kemudian F-Type SVR yang baru saja dirilis. Kini hadirlah F-Pace. Mengkombinasikan semua yang menjadi trademark Jaguar ke dalam sebuah paket yang lebih diminati pasar dunia, sebuah SUV. Tetapi, bersaing di segmen yang pemainnya sudah bergumul lebih lama jelas tidak mudah. Versi produksi dari C-X17 ini harus mencari jati dirinya sendiri sebagai sebuah SUV premium. Aura pengendalian fun to drive sudah dipegang BMW X-Series. Unsur kemewahan luar biasa, tetap jadi gelar Mercedes-Benz dengan GL-nya. Tampang unik? Ada Lexus dengan NX dan RX-nya. Lalu, apa yang membedakan F-Pace dengan kompetitornya?
Desain Memang tidak semencolok Lexus, tetapi F-Pace tetap jadi eye-magnet. Alasan utamanya tentu karena bentuk eksotik F-Type kreasi Ian Callum, yang ditransformasi menjadi sesuatu dengan ground clearance lebih dari 21 cm. F-Pace juga memiliki beberapa titik desain kunci. Lekukan membulat di atas fender belakang misalnya, selalu membuat buritannya terlihat seksi, terutama dari kaca spion. Namun beberapa kekurangan di sedan XE pun seperti diulang. Bentuk coupe like pilar C menurun, membuat visibilitas kaca belakang menurun. Selain itu, lubang ventilasi AC di dasbor kanan yang terlalu rendah, juga kerap membuat tangan kedinginan, padahal semburan angin diarahkan ke muka pengemudi.
Fitur Untuk varian F-Sport, fitur yang dimasukkan tidak bisa dikatakan cukup banyak. Namun untuk pasar Indonesia, pilihan yang diberikan rasanya tepat. Lalu, kenapa tidak cukup banyak? Terlihat di instrument cluster pada window Driver Assistant yang kosong, fitur safety pintar yang disediakan F-Pace seperti Autonomous Emergency Braking, Lane Departure Warning, Lane Keep Assist, Park Assist, Surround Camera System dan Adaptive Cruise Control dengan Queue Assist tidak ada yang disematkan. Begitu pula dengan adaptive highbeam yang ada pada XE Prestige.
