Menginginkan mobil dengan bentuk fantastis, namun memiliki budget terbatas, tidak banyak pilihannya di Indonesia. Dari kubu Eropa ada Peugeot RCZ dan Volkswagen Scirocco dengan mesin kecil turbocharger, sedangkan bila memilih kubu Samurai, Honda CR-Z jadi pilihan. Mendekati akhir iterasinya, hatchback 2+2 ini mendapat penyegaran berupa ubahan minor di tampang, teknologi baru seperti headlights LED, Electronic Parking Brake hingga head unit baru. Namun mencoba CR-Z terasa lebih unik, berkat jantung 4-silinder segarisnya yang diperkuat sebuah motor listrik atau yang disebut Honda dengan IMA (Integrated Motor Assist).
Berbeda dengan mayoritas hybrid, motor dan baterai tersebut bukan ditujukan untuk membuat konsumsi bahan bakar lebih hemat. Lalu apakah penambahan satu mesin dan buritan seksi, pantas membuat harganya terpaut Rp 300 juta dari Jazz? Fitur Smart key dengan passive keyless entry dan tombol start/stop engine sangat memudahkan proses masuk ke kabin. Begitu ditekan, langsung disambut oleh instrument cluster 3D yang memiliki lebih dari 3 LCD terpisah. Mungkin keren di tahun 2011, tapi kini terasa old school dan justru membingungkan. EPB otomatis non aktif ketika tuas transmisi dimasukkan ke D lalu pedal gas diinjak. Kemudian ada head unit dengan layar sentuh baru.
Untuk sesuatu yang dikeluarkan pada tahun 2016, interface-nya terasa kuno dan tidak intuitif. Paling tidak gets job done dan bisa screen mirroring menggunakan kabel HDMI. Yang keren adalah bagaimana pengemudi disambut oleh banyaknya tombol, layaknya berada dalam kokpit pesawat. Di setir saja, ada tombol pengatur volume, cruise control, MID, telepon hingga S+ untuk rasa ala-ala Kers pada sport hybrid. Kemudian selain tombol pengatur AC di kiri, memilih mode berkendara juga disuguhkan di sebelah kanan setir, dengan pilihan Econ, Normal dan Sport yang otomatis mengaktifkan ASC. Hybrid Selain mesin L15 milik Jazz, terdapat sebuah motor listrik yang ditandai oleh kabel oranye.
