Memasuki F1 Meksiko di sirkuit Hermanos Rodriguez (27/10) semua mata tertuju kepada Max Verstappen. Sebab pembalap Aston Martin Red Bull Racing itu meraih dua kemenangan beruntun di sirkuit tersebut 2017 dan 2018.
Hattrick untuk di musim ini dikejarnya, terlebih ia tercepat di sesi kualifikasi. Meski pole position harus digugurkan karena ia gagal menurunkan kecepatan saat bendera kuning dikibarkan, namun catatan waktu telah dikukuhkan.
Peraturan tetap peraturan, Verstappen dikenai sanksi turun tiga posisi dan harus memulai lomba dari posisi empat. Dianggap punya race pace bagus, dia malah mengalami kontak fisik dengan pembalap lain dan terhempas ke posisi tujuh di lap ketiga.
“Saya tak mengerti apa yang menjadi masalah, sebab mobil berada di performa yang bagus. Sempat berada di posisi paling belakang setelah pit stop, tetapi bisa kembali di rombongan depan,” ujar pembalap asal Belanda itu.
Sebenarnya, ketidakberuntungan Verstappen ini jadi faktor eksternal pertama kesuksesan Lewis Hamilton (Mercedes AMG Petronas) meraih kemenangan. Faktor eksternal lainnya adalah buruknya strategi Scuderia Ferrari F1 Team dalam melakukan pit stop, padahal kedua pembalapnya, Charles Leclerc dan Sebastian Vettel sudah menempati dua posisi terdepan sejak start.
Leclerc melakukan pergantian ban kompon medium yang tidak perlu, sebab hanya membuat ia harus kembali melakukan pit stop di penghujung balapan. Benar saja di lap ke-43 pembalap muda asal Monako itu mengganti ban ke kompon keras, saat balapan menyisakan 28 lap.
Sebaiknya dengan jumlah lap tersisa, ia hanya butuh ban kompon lunak untuk mendapat grip yang optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk pit stop kedua pun lama karena ban belakang kanan yang susah dibuka.
Hal tersebut membuat Leclerc yang semula memimpin jalannya lomba, harus berada di posisi keempat setelah keluar pit dan tidak memperbaiki posisi. “Bukan strategi ideal untuk meraih kemenangan.
